Bogordaily.net – Persoalan Minyakita kini tengah menjadi sorotan berbagai pihak. Salah satunya Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
Ia meminta kepada warga untuk segera melaporkan bilamana ada indikasi atau dugaan penimbunan Minyakita, yang menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga di pasar-pasar Kota Bogor.
“Mempersilakan masyarakat menginformasikan jika ada penimbunan minyak goreng dan Minyakita di wilayah Kota Bogor,” kata Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Bismo Teguh Prakoso.
Bismo menegaskan, siapapun yang menimbun, kemudian dia mengemas ulang, mengoplos, itu adalah tindak pidana. Bahkan ia akan segera melakukan penindakan secara tegas kepada para oknum.
Meski demikian, kata Bismo, sejauh ini pihaknya masih belum mendapat informasi penimbunan dan lainnya. Namun siapa yang menimbun, mengemas ulang Minyakita, tentu akan dilakukan penindakan.
“Kami sampaikan siang atau sore hari ini akan datang lagi stok minyakita, untuk ketersediaan minyak premium juga mencukupi,” tutup Bismo.
Jika terdapat informasi penimbunan, kata Bismo, ia mempersilakan masyarakat menginformasikan hal tersebut melalui nomor hotline pribadinya di 0878-1001-0057.
Sebelumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto bersama jajarannya melakukan sidak ke Pasar Kebon Kembang, Kota Bogor. Bima mengungkap ketersediaan Minyakita. Minyak goreng murah di Pasar Kota Bogor mulai langka.
“Dari hasil sidak, hanya ada beberapa toko yang baru saja mendapat kiriman Minyakita, namun ada pula toko yang kehabisan stok,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.
Di lokasi itu, Bima mendapati pihak distributor melakukan bundling minyak goreng murah dengan produk lainnya.
Bima menegur distributor tersebut dan menjelaskan, adanya larangan bundling sesuai dengan surat edaran menteri perdagangan.
Orang nomor satu di Kota Bogor tersebut menerangkan, kondisi kelangkaan minyak goreng murah di Kota Bogor sudah disampaikan secara langsung ke Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melalui sambungan telepon.
“Tadi saya kontak juga ke Pak Menteri Perdagangan, beliau menjelaskan bahwa memang produksi kurang, ditargetkan dalam waktu satu minggu, paling lambat dua minggu sudah bisa mencukupi,” ujar Bima. (Muhammad Irfan Ramadan)