Thursday, 17 April 2025
HomeNasionalRizal Ramli Kenang Aktivis 'SDSB' Nuku Soleiman

Rizal Ramli Kenang Aktivis ‘SDSB’ Nuku Soleiman

Bogordaily.net–   mengenang sosok . Tokoh nasional itu menilai yang merupakan aktivis pro demokrasi tersebut militan dan berani.

“Saya kenal Nuku secara dekat. Aktivis Pro-Demokrasi Pijar yang keras dan militan,” ujar dalam acara haul 20 tahun Nuku Solaiman yang digelar Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (Prodem) di Jakarta, Sabtu, 18 Februari 2023 sebagaimana dikutip dari Akurat.co.

“Man of action, pikiran diterjemahkan menjadi tindakan, berani dan spektakuler,” sambung tentang sosok

menyebut dalam melawan rezim otoriter Soeharto, Nuku tanpa basa-basi. Dia berjuang langsung ke pokok persoalan. SDSB alias Soeharto Dalang Segala Bencana menjadi tagline perjuangannya. Hingga pada Desember 1993, Nuku ditangkap polisi dan divonis pengadilan 4 tahun penjara.

“Nuku menikah dengan Yayuk di penjara di Polsek Matraman. Saya jadi saksi pernikahan. Diramaikan banyak aktivis pro demokrasi dan polisi,” kenang ekonom senior itu.

Setelah menikah dan keluar penjara, Nuku tetap kritis dan semakin berani menjadi ujung tombak perubahan melawan rezim otoriter Orde Baru (Orba).

yang juga tokoh pergerakan mahasiswa Indonesia era 1977/78 itu mengenang periode 1990-an sebagai masa gelombang pasang perlawanan terhadap rezim Orba. Mahasiswa, intelektual, wartawan, buruh, petani hingga rakyat miskin kota mulai terorganisir secara organik di masing-masing front dan arena perjuangan.

Rezim otoriter yang telah berkuasa lebih dari dua dekade kata dia, merespon aksi dengan brutal. Sejumlah aktivis dipenjara hingga media juga dibredel.

Kemudian kata Rizal, tahun 1992, rezim Orba mengeluarkan kebijakan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB), semacam lotere yang dibiayai pemerintah. Yayasan Pusat Informasi dan Jaringan Aksi Reformasi (PIJAR) menggelar aksi menolak kebijakan yang digelar di Gedung MPR/DPR dan diikut ratusan massa.

“Nuku Soleiman, pimpinan PIJAR sekaligus koordinator aksi, mengakronimkan SDSB menjadi Soeharto Dalang Segala Bencana,” kata Rizal.

Sementara itu setelah perlawanan rezim Orba menumbangkan Soeharto, Nuku Soleiman sedang berada di kawasan Jakarta Pusat baru bertemu dengan sejumlah teman. Salah seorang temannya menitipkan amplop yang berisi sejumlah uang konon mencapai jutaan rupiah.

Saat itu di kantongnya tidak ada uang sepeser pun. Ia pun memutuskan pulang ke rumah ibunya di Bekasi dengan berjalan kaki sekitar 30 kilometer.

Baca Juga: 20 Tahun Haul Alm. Bung Nuku Soleiman: Mengenang dan Mengingat

Ibu Nuku bernama Halimah Fabanyo kaget mengetahui anaknya berjalan kaki dari Jakarta. Nuku rupanya enggan memakai uang di amplop untuk naik kendaraan umum. Sebab ia menganggap uang tersebut milik kawan-kawannya di organisasi.

“Ini hanyalah secuil kenangan tentang Nuku Soleiman. Dia adalah kakak, teman, sahabat hingga mentor ideologis bagi kita semua. Nuku manusia par excellence bagaimana perjuangan ialah pelaksanaan kata-kata,” kata mengutip puisi Rendra.

Nuku Soleiman meninggal dunia Selasa, 18 Februari 2003 lalu usai azan zuhur di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur.

Setelah 20 tahun kepergiaan Nuku, sang sosok legendaris aktivis perlawanan terhadap rezim Orde Baru, menurut kenangan terhadapnya akan selalu hidup.(Gibran/***)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here