Bogordaily.net– Puisi Sapardi Djoko Damono masih melekat bagi sebagai orang hingga saat ini. Salah satunya adalah Hujan Bulan Juni. Karya Sapardi Djoko Damono ini telah dirangkum dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.
Hujan Bulan Juni merupakan kumpulan puisi karya Sapardi Djoko Damono yang diterbitkan Grasindo pada 1994. Kumpulan puisi ini memuat 102 puisi karya Sapardi yang ditulis tahun 1964 hingga 1994.
Beberapa puisi dalam kumpulan ini merupakan penerbitan ulang dari puisi-puisi yang pernah terbit dalam buku Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), dan Perahu Kertas (1984).
Judul kumpulan puisi ini diambil dari puisi yang ditulis Sapardi tahun 1989. Saat ini, Hujan Bulan Juni sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin, sebagaimana dikutip dari Wikipedia.
Baca Juga: Siapa Sapardi Djoko Damono yang Google Doodle Hari Ini? Berikut Profilnya
Sebelumnya diberitakan Google Doodle hari ini menampilkan Sapardi Djoko Damono bertepatan dengan hari lahir sosok penyair legendaris Indonesia tersebut. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta 20 Maret 1940 dan meninggal dunia 19 Juli 2020.
Jika membuka laman Google hari ini, akan muncul sosok pria sambil membawa payung di bawah rintiknya hujan. Tertulis keterangan Ulang Tahun ke-83 Sapardi Djoko Damono.
Hujan berkaitan dengan salah satu karya Sapardi Djoko Damono berjudul Hujan Bulan Juni yang terbit pada 2015 silam. Semasa hidupnya ia sudah melahirkan karya-karya sastra, musikalisasi puisi, hingga nonsastra.
Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai pujangga berkebangsaan Indonesia. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian.
Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana tetapi penuh makna kehidupan, sehingga beberapa diantaranya sangat populer termasuk Hujan Bulan Juni. Berikut puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono:
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(1989)
— Sapardi Djoko Damono
Copy Editor: Riyaldi
Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV