Saturday, 20 April 2024
HomeBeritaHujan Bulan Juni, Puisi Fenomenal Karya Sapardi Djoko Damono

Hujan Bulan Juni, Puisi Fenomenal Karya Sapardi Djoko Damono

Bogordaily.net–  masih melekat bagi sebagai orang hingga saat ini. Salah satunya adalah Hujan Bulan Juni. Karya Sapardi Djoko Damono ini telah dirangkum dalam buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni.

Hujan Bulan Juni merupakan kumpulan puisi karya yang diterbitkan Grasindo pada 1994. Kumpulan puisi ini memuat 102 puisi karya Sapardi yang ditulis tahun 1964 hingga 1994.

Beberapa puisi dalam kumpulan ini merupakan penerbitan ulang dari puisi-puisi yang pernah terbit dalam buku Duka-Mu Abadi (1969), Mata Pisau (1974), Akuarium (1974), dan Perahu Kertas (1984).

Judul kumpulan puisi ini diambil dari puisi yang ditulis Sapardi tahun 1989. Saat ini, Hujan Bulan Juni sudah diterjemahkan ke bahasa Inggris, Jepang, Arab, dan Mandarin, sebagaimana dikutip dari Wikipedia.

Baca Juga: Siapa Sapardi Djoko Damono yang Google Doodle Hari Ini? Berikut Profilnya

Sebelumnya diberitakan Google Doodle hari ini menampilkan bertepatan dengan hari lahir sosok penyair legendaris Indonesia tersebut. lahir di Surakarta 20 Maret 1940 dan meninggal dunia 19 Juli 2020.

Jika membuka laman Google hari ini, akan muncul sosok pria sambil membawa payung di bawah rintiknya hujan. Tertulis keterangan Ulang Tahun ke-83 .

Hujan berkaitan dengan salah satu karya berjudul Hujan Bulan Juni yang terbit pada 2015 silam. Semasa hidupnya ia sudah melahirkan karya-karya sastra, musikalisasi puisi, hingga nonsastra.

dikenal sebagai pujangga berkebangsaan Indonesia. Ia adalah putra pertama pasangan Sadyoko dan Saparian.

Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana tetapi penuh makna kehidupan, sehingga beberapa diantaranya sangat populer termasuk Hujan Bulan Juni.  Berikut puisi Hujan Bulan Juni karya :

Hujan Bulan Juni

tak ada yang lebih tabah

dari hujan bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

 

tak ada yang lebih bijak

dari hujan bulan Juni

dihapusnya jejak-jejak kakinya

yang ragu-ragu di jalan itu

 

tak ada yang lebih arif

dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

(1989)

 

— 

 

Copy Editor: Riyaldi

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here