Bogordaily.net – Jelang bulan suci Ramadan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor agar memastikan stok ketersediaan bahan pokok aman di beberapa pasar tradisional.
Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto mengatakan, sembako yang beredar dipasaran terkait kelayakan dan masa kadaluarsa agar lebih diperhatikan.
“Saya berharap Pemerintah fokus pada masalah ketersediaan, keamanan, dan harga sembako karena itu yang bersentuhan langsung dengan masyarakat,” kata Rudy Susmanto.
Rudi mengatakan, tingginya permintaan pasar sangat memungkinkan ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan tanpa mengindahkan kesehatan masyarakat. Olehkarenanya, Pemkab Bogor diminta tegas agar hal tersebut tidak terjadi dan merugikan masyarakat.
“Diantaranya harus disikapi, masuknya Sembako telah habis masa layak konsumsi ke pasar pasar moderen maupun pasar tradisional,” jelasnya.
Ia juga turut menambahkan, Pemkab Bogor agar nengantisipasi praktek penimbunan produk yang akan berdampak dengan melambungnya harga Sembako.
“Kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bogor agar menjaga kondusifitas wilayah. Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, bukan hanya sekedar ritual rutin tahunan yang berorientasi spiritual saja, tapi juga punya dimensi sosial yang sangat tinggi, apalagi untuk menghadap tahun pemilu kondusifitas wilayah sangat penting” ujar Rudy.
Sebelumnya diketahui Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan meninjau harga bahan pokok di pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, pada Senin 20 Februari lalu 2023.
Dalam kunjungan kali ini, Plt Bupati Bogor, didampingi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), Perumda Pasar Tohaga dan jajaran lainnya mendatangi sejumlah lapak pedagang. Mulai dari pedagang beras, minyak, hingga ayam potong.
Iwan mendapati sejumlah harga yang mengalami kenaikan. Salah satunya harga Minyakita. Dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp14 ribu, pedagang terpaksa menjualnya dengan harga Rp16 ribu per liter.
“Kalau penjualan sendiri mah stabil, kita dapat dari distributornya aja di atas Rp14 ribu. Sekarang kita jual Rp16 ribu,” kata Salah Satu Pedagang Minyak, Agung saat ditemui wartawan, Senin 20 Februari 2023.
Menanggapi hal tersebut, Plt Bupati Bogor, Iwan Setiawan mengatakan, harga minyak bersubsidi bermerek “Minyakita” dijual melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Pasalnya, HET dalam kemasan Minyak Kita ditulis senilai Rp14 ribu, namun para pedagang terpaksa menjualnya dengan harga Rp16 ribu per satu liter.
“Kami temukan sejumlah harga naik. Terutama minyakita ya. Itu minyak pemerintah yang diberi subsidi. HET nya Rp14 ribu tapi rata-rata itu dijual Rp16 hingga Rp17ribu,” kata Iwan Setiawan.
(Albin Pandita)