Friday, 3 May 2024
HomeBeritaKapan Malam Nisfu Syaban? Jangan Lewatkan Amalan Ini

Kapan Malam Nisfu Syaban? Jangan Lewatkan Amalan Ini

Bogordaily.net–  Kapan malam ?  Malam Nisfu Sya'ban termasuk salah satu malam istimewa bagi umat muslim. Banyak amalan yang bisa dikerjakan pada malam istimewa tersebut. Lalu kapan malam Nisfu Syaban?

Dilansir dari laman Nu Online, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), 1 Sya'ban 1444 Hijriah bertepatan pada Rabu, 22 Februari 2023 Masehi. Dengan demikian Nisfu Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban 1444 H akan tiba pada Rabu, 8 Maret 2023 atau mulai Selasa, 7 Maret 2023 malam.

Berikut amalan yang bisa dilakukan pada malam .

Membaca Surat Yasin

Membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali di malam dapat membawa keberkahan bagi pembacanya. Bacaan yang pertama diniatkan untuk memohon dipanjangkan umurnya dalam kondisi taat dan patuh kepada Allah Swt.

Bacaan kedua, diniatkan untuk menolak bala seumur hidup. Bacaan ketiga, diniatkan untuk meminta kecukupan selama hidup di dunia.

Memperbanyak Doa

Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa di malam . Hal ini dilakukan karena pada malam , Allah Swt turun ke bumi untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Bakar ash-Shidiq dari Rasulullah Saw yang artinya: “(Rahmat) Allah SWT turun ke bumi pada malam nisfu Sya'ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan),” (HR Al-Baihaqi).

Perbanyak Istigfar

Memperbanyak istighfar Sebagaimana sudah dijelaskan dalam poin di atas bahwa Allah Swt akan turun ke bumi di malam untuk mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang meminta ampunan kepada-Nya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi umat Muslim untuk memperbanyak membaca istighfar.

Memperbanyak Syahadat

Sayid Muhammad bin Alawi mengatakan seyogyanya di waktu-waktu yang penuh keberkahan dianjurkan untuk diisi dengan kalimat-kalimat mulia seperti memperbanyak membaca syahadat.

Ia mengatakan yang Artinya, “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya'ban dan malam pertengahannya.” Membaca Doa Syekh Abdul Qadir al-Jilani

Amalan berikutnya adalah membaca doa Syekh Abdul Qadir al-Jilani. Kita dapat menutup rangkaian amalan di malam ini dengan doa yang dipanjatkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jilani berikut:

Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi, Mashâbihil hikmati wa mawâlin ni'mati, wa ma‘âdinil ‘ishmati, wa‘shimni bihim min kulli sû-in, wa lâ ta'khudznî ‘alâ ghirratin wa lâ ‘ala ghaflatin, wa lâ taj‘al ‘awâqiba amri hasratan wa nadâmatan, wardla ‘annî, fainna maghfirataka lidh dhâlimin, wa anâ minadh dhâlimîna, allâhumma ighfir lî mâ lâ yadlurruka, wa a‘thinî mâ lâ yanfa'uka, fainnaka al-wâsi'atu rahmatuhu, al-badî‘atu hikmatuhu, fa a‘thini as-sa‘ata wad da‘ata, wal-amna wash-shihhata wasy-syukra wal-mu‘âfata wattaqwa, wa afrighiash-shabra wash-shidqa ‘alayya, wa ‘alâ auliyâi fîka, wa a‘thinî al-yusra, walâ taj‘al ma‘ahu al-‘usra, wa a‘imma bi dzâlika ahlî wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî minal muslimîna wal muslimâti wal mu'minîna wal mu'minâti.

Artinya: “Ya Allah limpahkan rahmat ta'dhim-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, lampu-lampu hikmah, tuan-tuan nikmat, sumber-sumber penjagaan. Jagalah aku dari segala keburukan lantaran mereka, janganlah engkau hukum aku atas kelengahan dan kelalaian, janganlah engkau jadikan akhir urusanku suatu kerugian dan penyesalan, ridhailah aku, sesungguhnya ampunanMu untuk orang-orang zhalim dan aku termasuk dari mereka, ya Allah ampunilah bagiku dosa yang tidak merugikanMu, berilah aku anugerah yang tidak memberi manfaat kepadaMu, sesungguhnya rahmat-Mu luas, hikmah-Mu indah, berilah aku kelapangan, ketenangan, keamanan, kesehatan, syukur, perlindungan (dari segala penyakit) dan ketakwaan. Tuangkanlah kesabaran dan kejujuran kepadaku, kepada kekasih-kekasihku karena-Mu, berilah aku kemudahan dan janganlah jadikan bersamanya kesulitan, liputilah dengan karunia-karunia tersebut kepada keluargaku, anaku, saudar-saudaraku karena-Mu dan para orang tua yang melahirkanku dari kaum muslimin muslimat, serta kaum mukiminin dan mukminat.” (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, juz 3, hal. 249)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here