Thursday, 2 May 2024
HomeHiburanKisah Cinta Nani Wijaya dan Sosok Suami yang Dipisahkan Maut

Kisah Cinta Nani Wijaya dan Sosok Suami yang Dipisahkan Maut

Bogordaily.net– Kisah cinta turut menjadi perhatian seiring dengan kepergian sang aktris senior. Semasa hidupnya, menikah dua kali dan ditinggal meninggal dunia oleh suami tercintanya. Berikut ulasan tentang kisah cinta yang dipisahkan oleh maut dengan sang suami yang dirangkum dari berbagai sumber.

Dalam kisah cintanya, menikah dengan Misbach Yusa Biran pada tahun 1969. Keduanya sama-sama terjun di dunia entertaiment kala itu.

dan Misbach dikaruniai enam orang anak termasuk aktris Sukma Ayu (almarhumah) dan Cahya Kamila.

Misbach Yusa Biran dikenal sebagai sutradara film, penulis skenario film, drama, cerpen, kolumnis, sastrawan, serta pelopor dokumentasi film Indonesia.

Misbach menyutradarai sandiwara saat masih duduk di bangku sekolah pada awal tahun 1950-an. Ia juga menulis resensi film dan karya sastra. Setelah lulus sekolah ia memilih film sebagai jalan hidupnya.

Dari laman Wikipedia tercatat, tahun 1954-1956, Misbach bekerja di Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini) pimpinan Usmar Ismail, berawal sebagai pencatat skrip, kemudian menjadi asisten sutradara dan anggota Sidang Pengarang.

Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Perfilman H. Usmar Ismail Jakarta, anggota Dewan Film Nasional, dan Ketua Umum Karyawan Film dan Televisi (1987-1991).

Baca Juga: Profil dan Biodata Nani Wijaya, Aktris Senior yang Wafat di Usia 78 Tahun

Selama 1957-1960, ia membuat film pendek dan dokumenter, dan menyutradarai beberapa film layar lebar pada kurun waktu 1960-1972. Salah satunya berjudul Dibalik Tjahaja Gemerlapan (1967) yang menerima penghargaan untuk sutradara terbaik dalam ajang “Pekan Apresiasi Film Nasional”.

Ia juga mendapat penghargaan skenario terbaik, untuk film Menjusuri Djedjak Berdarah di ajang yang sama. Film lainnya yang ia tulis skenarionya adalah Ayahku (1987). Film yang penyutradaraannya ditangani Agus Elias ini dinominasikan sebagai film dengan skenario terbaik dalam ajang “Festival Film Indonesia”.

Kontribusi Misbach yang terbesar untuk perfilman nasional adalah dengan berdirinya Sinematek Indonesia pada tahun 1975. Lembaga tersebut mendokumentasikan film nasional secara independen. Misbach memimpin Sinematek Indonesia hingga tahun 2001.

Tak hanya di dunia film, Misbach juga menulis buku dan sempat aktif di dunia jurnalistik dan pernah menjadi pemimpin redaksi.

Misbach Yusa Biran meninggal dunia pada 2012 di usianya ke 78 tahun. Selepas kepergian sang suami, Nani Wijaya kemudian menikah dengan lima tahun kemudian atau pada 2017. Pada tahun 2020, meninggal dunia.

merupakan sastrawan, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage. Ia lahir di Jatiwangi, Majalengka pada 31 Januari 1938. Ajip telah menghasilkan banyak karya di antarannya cerpen, puisi, dan cerita anak.

Ajip juga telah meraih sejumlah penghargaan di antaranya Hadiah Sastra Nasional 1955–1956 untuk puisi (diberikan tahun 1957) dan 1957–1958 untuk prosa (diberikan tahun 1960). Kemudian Hadiah Seni dari Pemerintah RI 1993.

Pada tahun 1999 ia juga meraih Kun Santo Zui Ho Sho atau Bintang Jasa Khazanah Suci, Sinar Emas dengan Selempang Leher” dari pemerintah Jepang sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang dinilai sangat bermanfaat bagi hubungan Indonesia-Jepang.

Ada pula pengharaan Anugerah Hamengku Buwono IX 2008 untuk berbagai sumbangan positifnya bagi masyarakat Indonesia di bidang sastra dan budaya.

menikah dengan Nani Wijaya setelah setelah sang aktris mengunjungi perpustakaan yang didirikan olehnya. Ajip juga dikenal sebagai sahabat dari suami Nani Wijaya terdahulu yakni Misbach Yusa Biran.

Keduanya kemudian menikah pada 2017. Namun tiga tahun setelah menikah, meninggalkan Nani Wijaya untuk selama-lamanya. Kini tiga tahun setelah kepergian Ajip, Nani Wijaya meninggal dunia.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here