Friday, 19 April 2024
HomeKulinerPempek Dinobatkan Jadi Makanan Olahan Seafood Terenak di Dunia

Pempek Dinobatkan Jadi Makanan Olahan Seafood Terenak di Dunia

Bogordaily.net – Setelah pisang goreng masuk sebagai makanan terenak di dunia, kali ini juga masuk kategori makanan olahan terenak di dunia. Makanan khas Palembang ini dituliskan sebagai sajian goreng yang biasa dijadikan camilan, lengkap dengan kuah cukonya.

Makanan khas Palembang ini dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia versi Taste Atlas pada Februari 2023. menjadi satu-satunya makanan dari Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 10 makanan terenak di dunia tersebut.

Diketahui, Taste Atlas merilis 100 daftar yang dikerucutkan menjadi 50 dan 10 daftar best rated dishes in the world. Selain , situs berita CNN sebelumnya juga telah menobatkan rendang khas Indonesia sebagai makanan nomor satu terenak di dunia.

Bagaimana sejarah sehingga bisa dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia?

Dikutip dari Taste Atlas, merupakan olahan kue ikan tradisional Indonesia yang terbuat dari bahan utama berupa daging ikan giling dan sagu.

Ide membuat dengan mencampur daging ikan dan tepung tapioka, lalu menggorengnya menjadikan pempek sebagai makanan populer hingga saat ini.

Pempek merupakan masakan khas Palembang yang seiring waktu, pempek juga dikenal sebagai makanan ringan yang lezat. Selain itu, pempek memiliki beragam bentuk dan jenis, mulai dari bulat atau persegi panjang. Biasanya pempek akan dikukus, digoreng, dipotong kecil-kecil, dan disajikan dengan kuah cuko.

Selain itu, pempek juga dilengkapi dengan pendamping yang berupa irisan mentimun, mi, dan cuko yang merupakan saus asam manis tradisional. Oleh masyarakat Palembang, pempek dikembangkan menjadi beragam jenis dengan menambahkan berbagai variasi isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, tahu dan bahan dasar lainnya. Hal inilah yang menjadikan pempek Palembang banyak dikenal dengan berbagai nama dan variasi rasa.

Dilansir dari buku “Pempek Palembang” ada beberapa informasi terkait dengan sejarah kemunculan pempek di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Informasi pertama menyatakan bahwa, pempek sudah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya yaitu sekitar abad VII. Hal ini didukung dengan adanya temuan prastasi Talangtuo yang menyatakan bahwa tanamam sagu sudah dikenal oleh masyarakat Palembang pada abad VII.

Sementara itu, informasi lain terkait dengan sejarah pempek di Palembang menyebutkan bahwa pempek adalah karya budaya dari masyarakat Kayu Agung, salah satu suku yang gemar berdagang dengan mengunakan kapal pinisi.

Suku Kayuagung atau Komering Kayuagung adalah suku asli Indonesia yang berasal dari kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan. Dalam transaksinya, mereka menggunakan sistem barter antara satu barang dengan barang lainnya. Pada saat itulah para pedagang Kayu Agung mendapatkan banyak sagu dan ubi dari masyarakat di lokasi dagang yang mereka singgahi.

Dari banyaknya sagu dan ubi yang mereka dapatkan, akhirnya Suku Kayuagung memiliki ide dari para pedagang untuk mencampurkan sagu dengan ikan yang mereka tangkap ketika berlayar dari satu tempat ke tempat dagang lain.

Tujuan mereka membuat makanan tersebut adalah untuk bekal selama perjalanan berdagang. Pendapat tersebut juga didukung dengan adanya pempek dan kemplang yang dijadikan sebagai pempek terenak dan terlezat di Sumatera Selatan yang berasal dari Kayu Agung.

lnformasi lain menyebutkan bahwa kemunculan pempek di Palembang merupakan karya budaya masyarakat di Sumatera Selatan, khususnya di Palembang yang dapat dilihat dari mata pencaharian penduduk Palembang.

Munculnya kelompok masyarakat yang bekerja sebagai penangkap ikan terkait erat dengan topografi wilayah Kesultanan Palembang yang memiliki banyak sungai, rawa, dan laut/selat. Sehingga hal inilah yang menyebabkan Kesultanan Palembang sangat kaya akan hasil perikanannya. ltu pula sebabnya mengapa pembuatan pempek telah ada semenjak zaman kesultanan Palembang. Hal ini karena sagu sudah dikenal semenjak zaman sriwijaya dan ada banyaknya bahan baku seperti ikan.

Pada masa ini umumnya masyarakat membuat pempek dengan ikan belida karena populasi ikan belida di Sungai Musi saat itu masih sangat tinggi. Selain itu, ikan belida juga menjadi ikan favorit untuk bahan baku pempek sampai saat ini.

Pempek awalnya dikenal dengan nama kelesan. Nama ini diambil dari cara pembuatan daging ikannya yang dikeles (ditekan- tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan cucian). Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa pempek mulai muncul pada 1920-an yang diawali dari seorang pedagang China tua yang menjual makanan tersebut di dekat masjid agung Palembang.

Oleh masyarakat, penjual tersebut dipangil dengan nama apek, pek, pek. Sementara itu, kesepakatan tidak tertulis di Palembang menyatakan bahwa nama pempek berasal dari nama penjual kelesan yang berasal dari etnis Tionghoa bernama Apek. Disebutkan Apek berjualan makanan ini dengan jalan bersepeda dari kampung ke kampung.

Para pembeli memanggil penjual tersebut dengan sebutan “pek-apek”, dari sebutan tersebut berkembang menjadi pempek. Namun, jika berjualan dengan sepeda dijadikan titik awal dari keberadaan pempek di Palembang, sulit untuk membenarkan keberadaan makanan ini telah ada semenjak era Sriwijaya. Sebab pemerintah kolonial Belanda baru membangun jalan-jalan di kota Palembang pada awal abad XX yang dimulai dari kawasan Tengkuruk.

Penggunaan ikan yang berkualitas untuk bahan pempek juga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. Namun ada banyak pedagang juga menggunakan ikan dengan harga yang lebih murah untuk memangkas biaya produksi.(*)

Copy Editor: Riyaldi

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here