Friday, 22 November 2024
HomeBeritaTupperware Terancam Bangkrut, Ini Sejarah Wadah Plastik Favorit Emak-Emak

Tupperware Terancam Bangkrut, Ini Sejarah Wadah Plastik Favorit Emak-Emak

Bogordaily.net–  Tupperware dikabarkan terancam bangkrut. Selama ini, wadah plastik itu menjadi favoritnya emak-emak. Namun, belakangan produsen perabot rumah tangga tersebut terancam bangkrut. Berikut sejarah tupperware.

Dari laman resminya disebutkan, Tupperware diprakarsai oleh Earl Silas Tupper. Ia adalah pebisnis kelahiran Amerika Selatan tahun 1907.

Sejak usia 21 tahun, Tupper telah bergabung dengan perusahaan yang berbasis inovasi dan lewat berbagai riset yang dilakukan. Ia berhasil menemukan metode untuk memurnikan ampas biji hitam polyethylene (bahan dasar pembuat plastik) menjadi plastik yang fleksibel, kuat, tidak berminyak, bening, aman, ringan dan tidak berbau.

Pada tahun 1938, Tupper mendirikan usaha plastik miliknya sendiri, Earl S Tupper Company dan mematenkan produknya dengan nama Poly-T. Pada tahun 1946, Tupper memeriahkan pasar Amerika yang kembali bergairah pasca Perang Dunia II.

Baca Juga: Resep Kue Lebaran Simpel Tanpa Oven, Mudah dan Enak

Ia meluncurkan produk pertamanya yang segera disambut dengan antusias, yaitu wadah penyimpan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler dengan merek Tupperware.

Strategi Bisnis Tupperware

Di sisi lain, Melansir Indotnesia dari History, awalnya, orang-orang tak mengerti apa itu Tupperware dan bagaimana menggunakannya. Dengan jasa seorang perempuan ambisius dan pasukan penjualnya, wadah inovatif itu terjual ke seluruh Amerika.

Dengan menggunakan strategi, para perempuan berkumpul pada acara The Tupperware Home Parties di era 1950-an hingga 1960-an. Pesta itu jadi satu-satunya cara untuk membeli sederet wadah penyimpanan plastik gagasan Earl Tupper.

Mereka akan bermain game, melempar mangkuk plastik, dan mengobrol tentang kehidupan mereka. Dari situlah, para penjual membagikan formulir pemesanan produk tersebut.

Strategi ini ternyata membuat perusahaan mampu menjalankan bisnis hingga berkembang pesat. Para perempuan turut andil, bukan sekadar memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga. Akan tetapi mereka juga bereksperimen dengan teknologi terbaru kala itu.

Tak hanya itu, ribuan perempuan memulai bisnis rumahan dengan menjual Tupperware. Mereka mendobrak stereotip dengan tetap bisa menghasilkan cuan, meski bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Salah satu penjual yang inovatif adalah Brownie Wise. Dia lalu melatih ibu rumah tangga untuk menjual produk tersebut langsung ke konsumen. Namun, karena konflik dengan Earl Tupper pada 1958, ia tak lagi bekerja untuk Tupperware.

Saat ini, Tupperware sudah menyasar pasar global dan terjual di lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia.

Tupperware Akan PHK Karyawan

Sementara itu Tupperware berencana melakukan pemutusan hubungkan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Pemangkasan tenaga kerja ini tak lepas dari kondisi keuangan perusahaan yang memburuk. Saham perusahaan tersebut juga kabarnya turun 90 persen dalam setahun terakhir.

Melansir dari laman CNN Business, karena kondisi tersebut perusahaan yang memasarkan produk plastik untuk keperluan rumah tangga itu perlu dana tambahan agar bisa bertahan. Salah satunya lewat pemangkasan jumlah karyawan.

CEO Tupperware Miguel Fernandez mengatakan selain memangkas karyawan, pihaknya sedang meninjau portofolio real estatnya untuk upaya penghematan uang yang lebih potensial.

“Perusahaan melakukan segala daya untuk mengurangi dampak peristiwa baru-baru ini. Kami mengambil tindakan segera untuk mencari pembiayaan tambahan dan mengatasi posisi keuangan,” jelas Miguel Fernandez.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here