Bogordaily.net – Apa itu aliran Kristen Muhammadiyah? Namanya menggema dan jadi diskursus bahkan buku yang membahas soal ini dibedah.
Dalam dunia agama, muncul aliran baru yang mengundang perhatian, yaitu Kristen Muhammadiyah atau KrisMuha.
Baca Juga: Urban&Co Luncurkan Aplikasi dan Tampilkan Fashion Show di CCM 2
Aliran ini berasal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Mu’ti, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, dan Fajar Riza Ulhaq, Ketua Lembaga Kajian dan Kemitraan Strategis (LKKS) PP Muhammadiyah.
Mendalami Akar Pluralisme dalam Pendidikan Muhammadiyah
Dalam penelitian mereka, terdapat sebuah buku yang berjudul “Kristen Muhammadiyah Mengelola Pluralitas Agama dalam Pendidikan”.
Buku ini mengulas tentang akar pluralisme dalam pendidikan Muhammadiyah hingga pada tingkat akar rumput.
Mu’ti menjelaskan bahwa bab dua dalam buku tersebut menjadi sorotan utama yang menjelaskan tentang hal tersebut.
Pengertian Kristen Muhammadiyah
Menurut situs resmi Muhammadiyah, istilah tersebut merujuk pada orang Kristen yang menyatakan dukungannya terhadap Muhammadiyah.
Fenomena ini kemudian dijelaskan secara rinci dalam buku yang disusun oleh para peneliti tersebut.
Buku ini memberikan penjelasan sosiologis mengenai institusi Muhammadiyah yang secara konsisten membangun kohabitasi dalam masyarakat majemuk tanpa menghilangkan identitasnya sendiri.
Buku ini menggarisbawahi bahwa konvergensi kewarganegaraan melalui pendidikan merupakan kunci untuk mentransformasikan perbedaan dan harmoni sosial menjadi kekuatan kolektif dan kemajuan.
Toleransi di Daerah Terpencil
Dalam sebuah acara bedah buku itu, Fajar menjelaskan adanya fenomena toleransi di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Beberapa daerah yang disebutkan adalah Putussibau di Kalimantan Barat, Ende di Nusa Tenggara Timur, dan Serui di Papua.
Menurut Fajar, keduanya tidak dapat dipisahkan dari hubungan akrab antara siswa-siswi Kristen dan Muslim di lingkungan sekolah Muhammadiyah.
Kemajemukan sebagai Pelangi Kehidupan
Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, juga ikut menjelaskan bahwa buku ini bertujuan untuk membangkitkan kesadaran akan agama, suku, ras, dan kelompok, karena keberagaman merupakan sebuah pelangi.
“Kemajemukan adalah pelangi yang indah untuk membentuk kehidupan yang penuh toleransi, saling menghormati, damai, dan saling memajukan,” ujarnya.***