Bogordaily.net– Pemerintah rencananya akan memperbanyak SPBU Nelayan di Indonesia. Meningkatkan kesejahteraan hidup nelayan menjadi salah satu fokus pemerintah.
Hal ini diwujudkan dengan menghadirkan lebih banyak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di berbagai desa nelayan di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengungkapkan pihaknya bersama Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan telah bekerja sama menghadirkan SPBUN melalui program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan.
Tujuan SPBU Nelayan
Menteri Teten menegaskan program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan BBM bagi nelayan. Selain itu, sekaligus membenahi bisnis model perikanan di Indonesia. Pihaknya melihat pentingnya membangun jaringan SPBU mini untuk nelayan.
“Kami menyadari 60 persen biaya produksi nelayan habis hanya untuk membeli bahan bakar. Selama ini nelayan membeli BBM di pasar eceran yang mahal antara Rp10 ribu sampai Rp12 ribu. Persoalan ini harus segera diselesaikan,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Peresmian SPBUN Koperasi Tunas Usaha Sejahtera sekaligus Mukernas IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di Lhoknga, Aceh, Minggu, 14 Mei 2023.
Acara tersebut dihadiri 37 dewan pengurus pusat dan dewan pengurus wilayah KNTI.
Ia menjelaskan terdapat 11 ribu desa nelayan, tetapi baru ada 338 SPBU. Oleh karena itu, kata Menteri Teten, pemerintah akan bangun secara bertahap SPBU mini supaya pasokan BBM dekat dengan desa nelayan.
“Saat ini sudah ada 7 SPBUN yang hadir melalui program Solusi yakni di Lhoknga, Deli Serdang, Indramayu, Pekalongan, Semarang, Surabaya, dan Lombok Timur,” jelasnya.
Ia memastikan pemerintah akan memperbanyak SPBUN melalui program Solusi di Indonesia. Tahun ini terdapat 7 piloting dan bahkan Presiden meminta diperbanyak menjadi 250.
“InsyaAllah kita akan kejar target itu,” imbuhnya.
Menteri Teten menjelaskan, sektor kelautan Indonesia sebenarnya memiliki potensi keunggulan dengan keragaman sumber daya laut yang besar. Namun, pengembangannya saat ini belum dilakukan secara optimal.
“Saya selalu menyebut contohnya Norwegia yang menjadikan budi daya salmon sebagai sumber pendapatan utama negaranya. Sementara kita punya beragam komoditas potensial seperti tuna, kerapu, udang, dan banyak lainnya,” ungkapnya.
Kalau itu bisa dikelola dengan baik, kata Menteri Teten kita bisa menjadikan sumber daya ekonomi kelautan sebagai keunggulan domestik.
Ia pun berharap Koperasi Tunas Usaha Sejahtera tidak hanya mengelola solar bagi para nelayan. Akan tetapi, juga mengembangkan potensi sumber daya yang ada agar bisa meningkatkan kesejahteraan para nelayan anggotanya.
“Koperasi nelayan jangan hanya menyalurkan solar tapi juga bisa mengelola bisnis turunan hasil dari para nelayan,” tegasnya.
Ketua Umum KNTI Dani Setiawan berharap agar upaya pemerintah untuk memperbanyak SPBU bagi nelayan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup nelayan.
“Mudah-mudahan ini dapat berkontribusi besar pada nelayan di Indonesia,” kata Dani.***