Bogordaily.net – Pembangunan jembatan Otto Iskandardinata (Otista) resmi dimulai. Berikut harapan warga terhadap pembangunan jembatan yang diklaim bakal mengurai kemacetan tersebut.
Warga mendukung proses pelebaran Jembatan Otista yang rencananya memakan waktu hingga akhir 2023.
Seperti yang diungkapkan warga RW 01, Kebon Kelapa, Kelurahan Babakan Pasar, Zubaedi.
Dia mengungkapkan Jembatan Otista tidak hanya digunakan warga Kota Bogor, tetapi warga luar Kota Bogor.
Bahkan jembatan tersebut menjadi jalur bagi Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) ketika pulang dan menerima tamu negara di Istana Bogor.
“Presiden RI pun lewat jalan ini. Makanya kita sebagai warga wajar jika sedikit banyak ikut berkorban untuk menyelesaikan revitalisasi jembatan ini, tidak jadi masalah, ” ujarnya.
Menurutnya pembangunan jembatan yang diperkirakan selesai akhir tahun memang memberi dampak.
Misalnya saat akan ke pasar, warga harus berjalan lewat jalur lain misalnya melewati Kampung Pulo Geulis.
Sebagai warga, ia berterima kasih dengan adanya pembangunan jembatan Otista.
Semestinya revitalisasi dilaksanakan tahun kemarin atau tahun-tahun sebelumnya.
Ke depan dirinya berharap ketika prosesnya rampung kemacetan yang terjadi dapat direduksi.
Sehingga tidak menjadi separah yang terjadi beberapa tahun kebelakang, khususnya di akhir pekan.
Warga lainnya, Bagus (37), warga RW 08, Lebak Pasar yang mendukung revitalisasi Jembatan Otista.
Sehingga ke depan jembatan menjadi lebih lebar dibanding kondisi yang ada saat ini. Arus lalu lintas akan menjadi lebih lancar.
“Harapan saya Bogor menjadi lebih lancar, sebelumnya macet banget apalagi dulu kan sempat dua arah. Sebagai warga, mendukung dengan adanya perubahan ini, dampak adanya ketidaknyamanan mah wajar, namanya juga pembangunan,” ujarnya.
Rendra Siahaan, warga Jalan Sanggabuana, Babakan, Kecamatan Bogor Tengah mengaku rutin menggunakan pedestrian seputaran SSA untuk berolahraga bersama keluarganya.
“Kalau menurut saya pastinya repot juga, tapi memang mau tidak mau, bottle neck ini mesti dibongkar dan direvitalisasi, sebagai warga pasti mendukung,” katanya.
Banyaknya kendaraan yang menggunakan Jalan Otista menjadi poin yang harus diperhatikan.
Sehingga revitalisasi Jembatan Otista semestinya diimbangi dengan perbaikan di titik-titik lain sepanjang Jalan Otista sehingga terintegrasi.
Terpisah Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna mengatakan, seiring waktu volume kendaraan yang melintasi Jalan Otista akan semakin bertambah.
Sementara jika jalan dan Jembatan Otista tidak diperlebar atau direvitalisasi, maka pada tahun 2025 Kota Bogor berpotensi mengalami stuck dalam konteks di jalur Sistem Satu Arah (SSA).
“Hal ini disebabkan penyempitan dan kapasitas jalan sudah tidak mendukung, khususnya penyempitan di Jembatan Otista,” kata Yayat.
Ia menjelaskan, volume kendaraan semakin bertambah sehingga faktor kemacetan akan semakin meningkat di Jalan Otista.
“Jika tidak dari sekarang maka kita akan punya delikasi besar,” imbuhnya.(Ibnu Galansa)Â