Friday, 22 November 2024
HomeNasionalRizal Ramli Kobarkan Api Kebangkitan Marwah Reformasi di UI

Rizal Ramli Kobarkan Api Kebangkitan Marwah Reformasi di UI

Bogordaily.net – Dr Rizal Ramli, Rocky Gerung, dan Novel Baswedan berkumpul dalam sebuah forum bersejarah untuk memperingati 25 tahun reformasi di Universitas Indonesia (UI), Rabu, 24 Mei 2023.

Forum yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI tersebut mengulas perjalanan bangsa sebelum dan setelah reformasi 1998 dengan menghadirkan tiga tokoh pilar demokrasi tersebut.

Rocky Gerung adalah seorang filsuf, akademisi, dan intelektual publik Indonesia.

Baca Juga: Ratu Rock and Roll Tina Turner Meninggal Dunia

Ia merupakan salah satu pendiri Setara Institute dan menjadi fellow di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D). Selama 15 tahun, Rocky juga mengajar di Universitas Indonesia.

Novel Baswedan adalah seorang mantan polisi yang pernah menjadi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari tahun 2007 hingga 2021 dan anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dari tahun 1999 hingga 2014.

Pada April 2017, Novel menjadi korban serangan oleh orang tak dikenal yang menyiramkan air keras ke wajahnya, mengakibatkan kecacatan permanen pada mata kirinya.

Serangan tersebut diduga terkait dengan upaya Novel dalam menyelidiki kasus korupsi.

Kasus penyerangan Novel telah menarik perhatian publik sejak awal terjadi, terutama setelah pelaku ditangkap pada Desember 2019 dan persidangan pelaku dilakukan pada Juni 2020.

Tokoh Pergerakan Mahasiswa dan Ekonomi

Dr Rizal Ramli adalah tokoh pergerakan mahasiswa era 1977/1988 dan mantan menteri lintas presiden.

Rizal, yang akrab disapa RR, merupakan seorang pakar ekonomi dan tokoh perubahan Indonesia.

Pada tahun 2015, ia pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.

Rizal juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), Menteri Koordinator bidang Perekonomian, dan Menteri Keuangan Indonesia pada Kabinet Persatuan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Meskipun seringkali ditawari jabatan penting, seperti menteri di Kabinet Pembangunan VII dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan serta Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat oleh Soeharto dan Gus Dur, Rizal menolaknya untuk fokus mengabdi pada negara dan bangsa Indonesia.

Semangat Forum Menghadirkan Demokrasi yang Merdeka

Pelataran Universitas Indonesia menjelang senja.

Ratusan mahasiswa berkumpul mendengarkan orasi Rizal Ramli. Ia menegaskan kekejaman rezim saat ini melebihi order baru.

Kebebasan berpendapat sebagaimana amanah reformasi tertahan oleh regulasi-regulasi baru yang berujung pada sanksi hukum.

Belum lagi, keberadaan lembaga anti rasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) justru dipreteli.

“Di KUHAP yang baru, Kalau ada mahasiswa dan rakyat kritik menteri, gubernur, bupati, Anggota DPR bisa dipenjarain. Ini jauh lebih sadis dari zaman Soeharto! Zaman Soeharto hanya kritik presiden bisa dipenjarakan,” ungkap Rizal yang pernah ditangkap dan merasakan dinginnya hotel prodeo selama 1,5 tahun saat era Presiden Soeharto itu.

Namun, lanjutnya, yang paling mengkhawatirkan lagi adalah gurita bisnis anak-anak keluarga Jokowi.

Di mana baru enam tahun berkuasa sudah memiliki 60 perusahaan.

“Anak-anaknya business semua, Tomi Soeharto business ketika Soeharto sudah kuasa 15 tahun, Jokowi baru kuasa 6 tahun anaknya punya 60 perusahaan,” ujar Menko Ekuin Presiden Gus Dur tersebut.

Realita itu kian memanaskan diskusi para narasumber dengan mahasiswa UI. Peserta seolah memiliki semangat baru bertemu usai bertemu langsung bersama para ‘pengawal’ demokrasi tersebut.

“Kawan-kawan mahasiswa jangan mau tergiring drakor Copras-Capres. Fokus perbaiki sistem untuk mewujudkan demokrasi dan keadilan,” demikian pesan Rizal Ramli.

Sementara itu, Sekjen Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Yosef Sampurna Nggarang alias Yos Nggarang, tak ketinggalan berapi-api menyampaikan marwah reformasi.

Mahasiswa tak boleh tinggal diam begitu saja dan hanya menjadi penonton bagi deformasi.

“Kita bisa menonton realita republik itu apa yang sedang terjadi, jadi kalau keluar dari tempat yang kita menimba ilmu dan pengen ngelawan itu baru benar teman-teman,” ungkap Yos.

Mereka juga sepakat forum itu tetap bergelora kendati sempat mengalami sedikit kendala. Tak ada pihak yang bisa menghalangi diskusi bernas tersebut sebagai bagian dari kebebasan berpendapat dan berekspresi.

“Saya peringatkan kepada semua pihak yang berusaha memberangus ekspresi mahasiswa UI, yang berusaha untuk memberangus ekspresi mahasiswa, satu serangan dari kalian menandakan ribuan serangan balik dari mahasiswa yang siap melawan,” ucapnya.

Satu serangan itu, tambahnya, menandakan serangan balik yang akan lebih menggentarkan kondisi kekuasaan.

“Jadi hari ini silakan teman-teman belajar banyak, tapi keluar dari tempat ini silahkan teman-teman belajar banyak mengorganisir dirinya dan bersuara sebanyak-banyaknya karena apa yang kalau mau kita harapkan kalau kondisi negeri sedang tidak baik-baik saja, mungkin sekian dari saya terima kasih teman-teman semua,” tutupnya.***

Copy Editor: Riyaldi

Simak Video Lainnya dan Kunjungi YouTube BogordailyTV

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here