Bogordaily.net – Sejarah rumah Lim Kim Ho, Bek Cina terakhir yang ada di wilayah Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Tidak jauh dari pasar Ciampea, rumah ini dibangun pada tahun 1920an, bangunannya masih asli seperti saat didirikan dulu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran Bogordaily.net di lokasi terlihat bangunan putih dengan pintu yang berwarna hijau menghiasi suasana rumah tersebut.
Saat datang langsung disambut oleh Om Yusuf cucu menantu dari Lim Kim Ho yang masih tinggal dirumah ini.
ADVERTISEMENT
Ia menemani untuk melihat berbagai furniture dan juga barang-barang peninggalan Lim Kim Ho yang masih dijaga.
ADVERTISEMENT
Terdapat juga beberapa poto beliau yang terpajang di sebagian tembok rumah.
Rumah ini pernah dipalai untuk klinik Melania dan gereja Katolik yang sekarang sudah memiliki gedung sendiri-sendiri.
Sekedar informasi, dahulunya wilayah orang-orang Arab, pribumi dan Cina dikotak-kotakkan oleh Belanda supaya tidak berbaur dan bersatu menjafi kuat melawan Belanda.
Mengenal Bek Cina
Tugas Bek Cina mengurusi administrasi orang-orang Cina yang wilayahnya dibuat terpisah oleh Belanda.
Baca juga : Korban Longsor Tanjungsari Masih Bertahan di Pengungsian
Tahu istilah Mayor atau Kapitan Cina? Bek adalah tingkatan terrendah dalam hirarki pejabat administratif suatu wilayah bikinan Belanda. Kalau sekarang kurang lebih setingkat Lurah.
Kata Bek berasal dari kata Wijkmeester yang disederhanakan oleh orang-orang pribumi jaman dulu.
Jabatan Wijkmeester dihapus setelah terbit Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1947.
Lim Kim Ho adalah Bek Cina terakhir di daerah Ciampea. Seorang cicit Beliau menuturkan pada saya, dulu orang-orang menjulukinya sebagai Bek Abot.
Meninggal tahun 1960, orang-orang masih mengenal Lim Kim Ho dengan sebutan Bek Abot.
Sampai sekarang, orang-orang tua sekitar Ciampea bahkan sampai Parung masih ingat dengan sosok Bek Abot. Dulu, kebun karet Bek Abot lumayan luas. (Albin Pandita)