Bogordaily.net– Meski serangan siber marak terjadi di Indonesia, dana nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) dipastikan tetap aman.
Chairman Indonesia Cyber Security Forum, Ardi Sutedja mengatakan memasuki era digital, serangan siber memang tidak dapat dielakkan dan bakal kerap terjadi.
Sejumlah perusahaan termasuk perbankan terkena gangguan akibat serangan tersebut. Terbaru, serangan siber terhadap BSI.
Tahun lalu aksi peretasan dan penyusupan ke sistem IT juga menyerang Bank Indonesia, Pertamina hingga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Kejahatan dunia maya ini bukanl hal baru dan telah terjadi sejak awal tahun 2000-an. Namun, kini intensitasnya semakin meningkat seiring makin pesatnya pertumbuhan penggunaan sistem TI pada proses kerja dan bisnis di swasta maupun pemerintahan.
Menurut Ardi serangan siber umum terjadi. Bukan hanya di Indonesia, di negara lain pun kerap terjadi dan instensitasnya cukup tinggi.
Ardi menjelaskan insiden serangan ransomware seperti yang dialami bank syariah ini bukan pertama kali terjadi. Pada 2017, ransomware WannaCry menyerang sebuah lembaga layanan kesehatan. Artinya, serangan siber bisa terjadi setiap saat menimpa lembaga dan perusahaan apapun.
Jangan Panik Hadapi Serangan Siber
Menyikapi ancaman yang kerap terjadi tersebut Ardi menilai masyarakat tidak perlu panik yang berlebihan karena sebenarnya sudah ada protap di industri dalam mengatasi serangan yang terjadi.
“Justru dengan adanya serangan siber, membuat perusahaan yang jadi korban makin meningkatkan keamanan system IT nya yang ujung-ujungnya berdampak positif pada keamanan dan kenyamanan konsumen maupun nasabah,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Bogordaily.net.
Terkait insiden Informasi Teknologi (IT) yang dialami Bank Syariah Indonesia, Ardi menyebutkan insiden tersebut tengah ditangani tim berpengalaman.
“Namun, sebenarnya sejak tim restorasi sudah masuk ke BSI dan OJK juga sudah mengawasi, nasabah tidak perlu khawatir lagi terhadap dana simpanannya,” kata Ardi.
Proses assesment dan forensik digitalnya menurut Ardi memakan waktu cukup panjang, dan tidak bisa cepat. Sebab butuh kehati-hatian melihat apa saja yang terdampak. Masyarakat, katanya, perlu bersabar karena proses restorasi perlu penilaian menyeluruh yang memakan waktu.
“Saya yakin ini sekarang sudah ditangani oleh tim yang sangat berpengalaman, cuma masyarakat harus bersabar,” kata Ardi.(Gibran/***)