Bogordaily.netāĀ Kompol Fadli Amri sukses membuat pemanis sehat dari tanaman stevia. InovasiĀ anggota Bareskrim Polri ini pun menyedot perhatian. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kisah di balik kesuksesan polisi inovatif dan inspiratif Kompol Fadli Amri.
Kompol Fadli Amri menceritakan awal kesuksesannya dalam berinovasi. Rupanya sejak 2020 ia telah mendalami tanaman stevia. Terlebih upayanya tersebut mendapat dukungan Polri.
Dengan penuh semangat dan kegigihan, ia membaca jurnal baik dalam dan luar negeri.
āLalu saya mencoba menanamnya bersama teman-teman petani,” ujar Kompol Fadli dalam keterangannya belum lama ini.
Ia kemudian memilih Katulampa, Bogor untuk mengembangkan tanaman asal Amerika Selatan tersebut. Di Katulampa itulah menjadi tempat pembibitan tanaman impor tersebut.
Menurut Fadli tanaman stevia sudah dikonsumsi sejak ratusan tahun lalu dan kebetulan bisa tumbuh di Indonesia.
āKarena karakteristik cuaca di sini sama dengan tempat asalnya,” katanya.
Menurut Fadli, stevia merupakan bahan pemanis dengan kandungan nol kalori. Tanaman ini bisa digunakan sebagai pengganti gula.
Kemudian muncul ide Fadli mengintegrasikan pertanian stevia dengan pengembangan produk kesehatan berbahan alami hasil dari ekstraksi tanaman tersebut.
Cegah Penyakit Diabetes
Fadli menyebut hal tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit diabetes yang semakin menjadi masalah global.
Semangat anak buah Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto ini pun terpacu hingga akhirnya membudidayakan tanaman stevia.
Fadli yang merupakan putra daerah Gunung Makmur, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan itu berharap Ā angka diabetes di Indonesia tak meningkat. Alumni SMAN 1 Banjarmasin ini pun berupaya memerangi diabetes.
Fadli kemudian bekerja sama dengan ahli gizi, peneliti, dan petani lokal. Mereka lalu mengembangkan produk kesehatan inovatif berbahan stevia yang belakangan diberi nama stetes stevia.
Bersama rekan-rekannya, Fadli melakukan riset berbulan-bulan hingga akhirnya produk berbahan stevia ini mendapat izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), bersertifikasi ISO dan halal.
Ia menyebut Indonesia mengalami defisit produksi gula sehingga tanaman kemungkinan dapat berperan menggantikan konsumsi gula yang tinggi.
Dari hasil riset bersama rekan-rekannya tersebit, Fadli mengungkapkan produk tersebut memiliki indeks glikemik rendah.
āArtinya, tidak akan menyebabkan lonjakan gula darah berbahaya bagi penderita diabetes,ā paparnya.***