Friday, 22 November 2024
HomeKabupaten BogorMelirik Potensi Pemberdayaan Ekonomi Wisata Arung Jeram di Bogor

Melirik Potensi Pemberdayaan Ekonomi Wisata Arung Jeram di Bogor

Bogordaily.net – Salah satu tujuan utama wisatawan domestik asal Jabodetabek dan asing adalah arung jeram (rafting) di Sungai Cisadane Bogor.

Hal ini terlihat dari jumlah wisatawan yang berarung jeram selalu mengalami peningkatan setiap hari libur dan akhir pekan.

Wisata rafting di sepanjang Sungai Cisadane ini berkembang pesat sejak tahun 2013. Hingga tahun 2023, sedikitnya terdapat 13 operator rafting yang mayoritas berlokasi di beberapa desa di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Beras Carita Makmur Tohaga Hantarkan Plt Bupati Bogor Raih Penghargaan Satyalancana Wira Karya

Selain terus meningkatnya operator dan tingkat kunjungan wisatawan, objek wisata rafting ini sangat berpotensi meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Khususnya masyarakat di sekitar yang dilintasi jalur wisata rafting.

Potensi pemberdayaan ekonomi masyarakat dimaksud, antara lain semua operator rafting membuka selebar-lebarnya bagi masyarakat untuk terlibat sebagai marketing freelance atau event organizer (EO).

Setiap tenaga marketing freelance atau EO bisa mendapatkan keuntungan atau fee per peserta rafting.

Kemudian, berkembangnya rafting dengan sendirinya membangkitkan usaha jasa masyarakat dalam menyewakan alat transportasi untuk mengangkut peserta dari titik finish maupun sebaliknya.

Pertumbuhan Ekonomi di Sekitar Wisata Arung Jeram di Bogor 

Bahkan sejak berkembangnya wisata rafting, para pelaku jasa transportasi di Kecamatan Caringin mendirikan paguyuban atau komunitas adventure.

Sebagian masyarakat juga turut mengambil bagian menjadi penyuplai kelapa muda, makanan ringan, nasi box (catering) untuk tamu, hingga produk-produk peralatan seperti sandal dan kaos.

Lantas, di sekitar lokasi start rafting, warung-warung kecil milik warga sekitar nampak pula ikut menjamur untuk mengais rezeki dari pengunjung meski sekadar berjualan kopi, mie instan, maupun makanan dan minuman ringan.

Pedagang asongan, pedagang oleh-oleh, dan pedagang keliling ikut pula ketularan rezeki setiap harinya.

Sedangkan bagi para pemuda, selain berkesempatan bekerja di area operator, sebagian dari mereka melakukan pengelolaan parkir, penyediaan jasa pengawalan kendaraan, hingga pengelolaan limbah daur ulang.

Bukan itu saja, masyarakat yang tinggal di lokasi finish peserta rafting ikut pula merasakan dampak positif.

Tidak sedikit warga yang setiap hari menyediakan jasa kuli panggul perahu untuk dinaikan dari sungai ke kendaraan.

Sebagiannya lagi, nampak rutin membantu mengupas ratusan kelapa muda untuk para wisatawan.

Tak terkecuali bagi para pemilik penginapan, hotel, dan vila.

Sudah bukan rahasia lagi, operator rafting dan pemilik vila maupun hotel sudah menjalin kerja sama sejak lama dengan menawarkan paket menginap sekaligus arung jeram.

Bahkan, penyedia jasa olahraga off-road, ATV, flying fox, dan paintball, ikut menjadi paket yang tak terpisahkan dengan wisata rafting.

Menurut sejumlah operator rafting, tingkat pendapatan dari bisnis wisata arung jeram ini dapat dihitung secara mudah dari tingkat kunjungan wisatawan.

“Setiap akhir pekan atau hari libur, dalam satu hari itu rata-rata 200 orang wisatawan dengan biaya paket per wisatawan sekitar Rp250.000. Kebanyakan mereka dari perusahaan atau komunitas. Kalau hari-hari biasa rata-rata wisatawan adalah family,” ungkap M. Ilyas Zaenal, pemilik Titik Kumpul Cisadane Rafting.

M. Ilyas Zaenal pun berharap kepada pemerintah dapat mempermudah para pelaku usaha rafting dalam berinvestasi.

“Kami yakin kalau pemerintah dapat memberikan perhatian lebih maka potensi wisata arung jeram di Kabupaten Bogor akan menjadi destinasi wisata unggulan, khususnya di wilayah selatan Kabupaten Bogor,” harapnya.***

Acep Mulyana

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here