Bogordaily.net-Anggota Komisi I DPRD Kota Bogor Endah Purwanti menyoroti angka pengangguran terbuka di Kota Bogor yang melambung tinggi di wilayah Jawa Barat.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) bahwa persentase pengangguran terbuka di Kota Bogor pada 2022 mencapai 10,78 persen. Presentase itu merupakan yang tertinggi di wilayah Jabar.
Sementara pada posisi kedua yakni Kota Cimahi dengan presentase 10,77 persen. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Bogor 10,64 persen.
Endah Purwanti mengaku sedih dengan banyak pengangguran di Kota Bogor. Padahal, ia berharap di tahun terakhir masa jabatan Wali Kota, Bima Arya dapat fokus kepada program yang lebih banyak menyentuh masyarakat.
“Pertanyaannya sederhana, lebih urgent trotoar atau pengentasan kemiskinan? Lebih urgent trotoar atau penurunan pengangguran?,” kata Endah Purwanti
Endah pun menilai bila Pemkot Bogor kurang serius dalam menangani hal tersebut.
Hal itu, kata dia, dapat dilihat dari program yang masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Seharusnya, kata Endah, Pemkot Bogor mesti fokus pada padat karya. Namun pemerintah terlebih dahulu harus memecah data BPS itu.
Dikaji dari usia, potensi, baru dirumuskan penanganannya. Presentase 10,78 persen berarti di Kota Bogor terdapat 55 ribu pengangguran terbuka, tinggal sekarang keseriusan Pemkot Bogor.
“Hanya beberapa persen anggaran yang dialokasikan untuk pengentasan pengangguran. Disnaker saja operasional setahun hanya Rp1 miliar di 2021. Bahkan warga yang mengikuti pelatihan di BLK hanya 30 sampai 40 orang,” jelas Endah.
Pemkot, lanjut Endah, mesti membuat terobosan baru dalam hal pengentasan pengangguran lantaran dunia kerja telah berubah, sehingga kebutuhan tak selalu sama.
Apabila melihat APBD Kota Bogor yang mencapai Rp3 triliun, apabila setengahnya untuk gaji pegawai, setengahnya bagi pembangunan.
“Ya, paling tidak diangka Rp1 triliun ini untuk yang bisa dipaketkan, misalkan untuk pengentasan pengangguran,” tutup Endah
Muhammad Irfan Ramadan