Bogordaily.net – Dalam upaya mengokohkan ketahanan pangan di Indonesia, Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) melalui pendekatan korporatisasi petani telah mengembangkan proyek pilot koperasi modern yang memadukan para petani padi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur.
“Mengadopsi model bisnis corporate farming, kami berharap kebutuhan pangan di negeri ini terus terpenuhi,” ujar Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dengan semangat.
MenKopUKM menyampaikan bahwa kebutuhan beras dalam negeri mencapai 30 juta ton setiap tahunnya, namun sebagian masih harus diimpor.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo memerintahkan para stafnya untuk meningkatkan produksi padi di tingkat petani, sehingga swasembada beras dapat terwujud.
Presiden sendiri pernah melakukan penanaman padi serentak di Kawasan Daulat Pangan (KDP) SPI (Serikat Petani Indonesia) di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban pada bulan April 2023, sebagai tanda kepedulian yang tinggi terhadap masalah ketersediaan pangan.
“Presiden memberikan apresiasi atas penggunaan pupuk organik yang telah dilakukan oleh SPI selama 3 tahun dengan luas lahan kurang lebih 1.000 hektar yang semuanya dikelola secara organik. Biaya untuk pupuk yang biasanya mencapai Rp5 juta-Rp6 juta per hektar, di Kawasan KDP hanya berkisar antara Rp100 ribu sampai Rp500 ribu per hektar,” ungkap MenKopUKM dalam acara Panen Raya, yang diselenggarakan bersama SPI sebagai perayaan Hari Ulang Tahun SPI dan Hari Koperasi di Desa Senori, Kecamatan Merakurak, Tuban, Jawa Timur, pada Sabtu (8/7).
Baca Juga: Link DANA Kaget 9 Juli 2023, Peluang Dapat Saldo Gratis
Menteri Teten mengatakan, seiring dengan program tanam padi serentak di Kawasan Daulat Pangan SPI oleh Presiden Jokowi tersebut, kawasan Tuban juga menjadi pilot project bagaimana petani padi yang tak lagi bertani sendiri-sendiri, namun bergabung dengan koperasi petani secara modern dalam model bisnis korporatisasi petani.
“Untuk petani padi kami ingin Tuban menjadi contoh sukses nantinya. Sudah ada juga petani sayur yang sukses membangun korporatisasi petani di Ciwidey, Jawa Barat, dimana koperasi itu mewadahi 1.200 petani sayur yang produknya berhasil masuk ke ritel modern atau supermarket,” katanya.
Melalui koperasi petani kata Menteri Teten, begitu panen tiba, petani yang membutuhkan dana tunai bisa menjual hasil panen ke koperasi.
Sementara koperasi senantiasa mampu menampung dan membeli hasil petani karena terbantu secara likuiditas permodalannya oleh LPDB-KUMKM.
“Kami membantu membangun model bisnisnya melalui koperasi, dan dibantu dengan mesin RMU (Rice Milling Unit)-nya dengan mengelola minimal 1.000 hektare sebanyak anggota 250 petani padi. Sehingga keuntungannya bisa dinikmati langsung oleh petani bukan pedagang. Maaf jika pedagang dan tengkulak terganggu, supaya rezeki mereka nggak hilang jadi lebih baik gabung ke koperasi,” ujarnya.
MenKopUKM menegaskan, proses dari hulu ke hilir produksi pertanian idealnya memang harus dikuasai petani.
“Saya diminta Presiden Jokowi bagaimana mengembangkan petani padi lewat koperasi, sehingga ke depan kita harus membangun ekosistem sirkulasi petani,” katanya.
Tercatat, produksi gabah dan beras Jatim pada 2022 capaiannya tertinggi di Indonesia.
Yang diiringi dengan Nilai Tukar Petani (NTP) dengan indeks di atas 100, yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani atau produsen pangan sebagaimana data BPS, 2022.
Sebagai provinsi penghasil padi terbesar dengan luas potensi panen sampai dengan April 2023 mencapai 828,72 ribu ha, Jawa Timur memegang peran vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional.
“Produktivitas beras Jatim sangat diandalkan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Jatim saja, tapi juga diandalkan untuk memenuhi atau menyuplai kebutuhan 16 provinsi lain di Indonesia Bagian Timur,” ujar Teten.
Kabupaten Tuban termasuk lima besar produsen padi terbesar di Jawa Timur, dimana pada 2022 memiliki luas panen sebesar 85.288 hektare dan produksi padi sebesar 498.939 ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 288.097 ton beras.
Produktivitas padi rata-rata di Tuban sebesar 5,85 ton/ha di atas rata-rata produktivitas padi Jawa Timur yang sebesar 5,63 ton/ha.
Pada saat ini rata-rata harga Gabah Kering Panen di Kabupaten Tuban sebesar Rp5.200, Gabah Kering Giling sebesar Rp6.400, dan harga beras medium Rp10.500.
Di kesempatan yang sama, Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menegaskan, fungsi entitas koperasi sangat menguntungkan bagi para petani.
Misalnya saat ada kendala pupuk, dengan bergabung ke koperasi maka petani anggota koperasi akan mendapat kemudahan untuk mengakses pupuk.
“Kita patut bersyukur, bukan hanya sekadar proses tanam sesuai arahan Presiden Jokowi. April ditanam, Juli langsung bisa panen. Bahkan kita bisa panen dan tanam dari dua kali hingga empat kali. Panen kali ini pun kita sukses hasil panen dari semula 5 ton menjadi 6 ton, hama pun juga berkurang,” katanya.
Ke depan, koperasi diharapkan mampu mengelola lahan 1.000 ha dan pada akhirnya mampu menyejahterakan anggotanya.
“Dibanding dijual ke pengepul keuntungan hanya 1 kali, semakin sering bertransaski di koperasi maka akan mendapat Sisa Hasil Usaha (SHU), itu keuntungan dari koperasi yang diberikan kepada anggota. Koperasi akan terus dibantu permodalannya agar menjadi solusi petani, dalam menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Sehingga manfaat koperasi ini konkret bagi masyarakat,” kata Halindra.
Sementara itu, Ketua SPI Henry Saragih mengatakan, program tanam Daulat Pangan SPI ini juga dalam rangka mengantisipasi adanya badai El-Nino tahun ini.
Selain juga mendorong peningkatan penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk kimia.
“Dari sebanyak 1.000 ha tanam padi dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia sekitar 20-40 persen menggunakan pupuk organik. Saat kemarau pun tak membuat sawah kering, dan jauh dari hama. Hasil panen meningkat dibanding musim tanam kedua tahun lalu,” kata Henry.
Pihaknya, kata Henry, juga aktif melakukan pendidikan pertanian untuk mengedukasi cara bertani tanpa pupuk kimia. Pestisida juga sudah bisa diatasi produknya tak menurun tapi baik.
“Supaya membangun koperasi petani yang kuat di Tuban, kami telah memulainya sejak tahun 2010. Diharapkan petani bergabung dengan koperasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan dialog antara Menteri Teten dengan para petani.
Petani Desa Senori Ernan salah satunya, mengungkapkan adanya koperasi bagi petani yang akan memberikan angin segar bagi para petani di Senori, terlebih dengan semakin berasnya kebutuhan beras seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Sementara itu, Darwanto, petani anggota koperasi di Desa Senori sangat berharap agar koperasi dapat membantu petani untuk memperluas jaringan pasarnya.
“Kami berharap koperasi bisa membuat usaha petani lebih modern dan petani semakin sejahtera,” kata Darwanto.***