Monday, 6 May 2024
HomeKota BogorEdukasi Melalui Patient Centered Care, PERDOSNI Cabang Bogor - Movement Disorder Society...

Edukasi Melalui Patient Centered Care, PERDOSNI Cabang Bogor – Movement Disorder Society Gelar Bogor Parkinson Meeting 2023

Bogordaily.netPerhimpunan Spesialis Neurologi Indonesia () cabang Bogor bekerja sama dengan Movement Disorder Society menggelar Bogor Parkinson Meeting 2023 di Grand Savero Hotel, Bogor, pada Jum'at hingga Minggu 18- 20 Agustus 2023.

Dengan mengambil tema “Patient-Centered Care in Movement Disorder Management”.

Berfokus pada bagaimana cara mengelola pasien terhadap penyakit parkinson dengan sistem patient centered care atau perawatan yang berpusat terhadap pasien.

Acara ilmiah ini dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu Workshop, Symposium, Lomba Poster, & Cerdas Cermat.

Ketua Cabang Bogor, dr Banon Sukoandari, Sp.N mengungkapkan, adanya kegiatan tersebut merupakan agenda yang keempat kalinya dilaksanakan.

Bertujuan untuk mambahas lebih spesifik terkait berbagai penyakit gangguan gerak dan juga Parkinson kepada para tenaga kesehatan (Nakes).

“Jadi ini memang kegiatan ilmiah, materi nya khusus untuk membahas penyakit gangguan gerak (movement disorder) dan Parkinson,” kata dr Banon Sukoandari, kepada Bogordaily.net.

“Selain berbagai kegiatan ilmiah ini, sebenarnya telah didahului acara seminar awal yang juga mengambil tema Parkinson, yang diadakan di bulan Juli lalu,” imbuhnya.

“Pesertanya terdiri dari masyarakat awam baik pasien maupun pendampingnya,” sambungnya.

Adapun kegiatan workshop membahas terkait perawatan paliatif pada penyakit degenerasi otak.

Selain itu juga terdapat workshop lainnya yang mengupas tentang bagaimana tata laksana parkinson step by step untuk basic.

Pihaknya, kata dr Banon, mendapatkan dukungan dari spesialis gangguan gerak (Movement Disorder Society) sebagai narasumber.

Adapun kegiatan Bogor Parkinson Meeting 2023 tersebut, dihadiri juga oleh pemateri dari luar negeri yakni Asst. Prof. Pattamon Panyakaew, MD, FRCP dari Thailand, dan juga Asst. Prof. Jinyoung Youn, MD, phD dari Korea Selatan.

“Karena kasus Parkinson dan gangguan gerak ini kan peminatnya tidak banyak, dalam artian cukup sulit dan butuh ketelatenan,” jelasnya.

Dr Banon berharap, dengan adanya kegiatan tersebut, akan menarik peminat para tenaga kesehatan selama mereka masih belajar.

Selain itu tentu saja untuk para perawat, umum, spesialis di layanan tata laksana pasien nya akan menjadi lebih baik.

“Tentu saja kita akan membuat tim karena tidak mungkin penyakit ini dikelola hanya dengan syaraf. Jadi dibentuk tim atau keahlian spesialis lain. Karena kita tidak bisa bekerja sendiri,” ujar dr Banon Sukoandari, Sp.N.

Sebagai informasi, penyakit Parkinson merupakan salah satu penyakit yang menyerang fungsi otak.

Kondisi ini kebanyakan diderita oleh orang usia 50 tahun ke atas, dan lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.

Penelitian menunjukkan, penyakit Parkinson diderita oleh sekitar 10 juta orang di seluruh dunia.

Penyakit Parkinson disebabkan oleh kerusakan atau kematian sel-sel saraf di otak. Penyebab kerusakan atau kematian sel tersebut belum diketahui.

Tetapi riwayat penyakit Parkinson pada keluarga dan paparan senyawa kimia bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit ini.

Pada tahap awal, penyakit Parkinson menyebabkan ekspresi wajah yang datar, lengan tidak berayun saat berjalan, suara menjadi lebih kecil, hingga gangguan gerak tubuh.

Pengobatan penyakit Parkinson bertujuan untuk mengurangi gejala dan membantu pasien menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Metode penanganannya bisa berupa pemberian obat-obatan, terapi, dan operasi.

Belum diketahui secara pasti cara mencegah penyakit Parkinson. Namun, ada cara-cara yang dapat dilakukan untuk mencegah perburukan kondisi penderita, misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, dan melakukan senam otak.***

Albin Pandita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here