Wednesday, 11 September 2024
HomePolitikCondong ke Anies, FPI Tolak Dukung Prabowo di Pilpres 2024

Condong ke Anies, FPI Tolak Dukung Prabowo di Pilpres 2024

Bogordaily.net – Front Persaudaraan Islam (FPI) nampaknya ogah mendukung kembali Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Sebuah baliho raksasa menghiasi kawasan Bogor, Jawa Barat, dengan foto Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI) Habib Rizeq Shihab yang mencolok.

Isi pesannya “Kami warga Bogor, 2024 satu komando IBHRS” tegas terpampang di samping foto tersebut.

Menurut Sekretaris Umum FPI, Buya Husein, sampai saat ini FPI belum menjatuhkan dukungan kepada salah satu calon presiden.

“Belum,” tegas Husein.

Husein mengemukakan bahwa FPI memiliki lima kriteria penting yang harus dipenuhi oleh calon presiden untuk mendapatkan dukungan mereka.

Kriteria-kriteria tersebut meliputi iman, taqwa, akhlak yang baik, kepemimpinan teruji, kejujuran, amanah, kemampuan berdakwah, dan kecerdasan.

Selain itu, calon presiden juga harus didukung oleh partai yang baik dan memenangkan persetujuan dari Ijtima Ulama.

Anies Baswedan Satu-satunya yang Dekati Kriteria

Hingga saat ini, hanya Anies Baswedan yang terbukti memenuhi tiga dari lima kriteria yang telah ditetapkan oleh FPI.

Namun, Anies diwajibkan untuk memiliki cawapres yang sesuai dan disetujui oleh Ijtima Ulama agar dapat memperoleh dukungan resmi dari FPI.

Meskipun begitu, belum ada informasi pasti mengenai kapan Ijtima Ulama akan diselenggarakan.

Terhadap pertanyaan mengenai kemungkinan dukungan kembali kepada Prabowo Subianto, Husein menegaskan penolakannya.

Menurutnya, Prabowo tidak memenuhi lima kriteria yang telah ditetapkan oleh FPI.

Husein juga membantah bahwa FPI merasa kecewa dengan fakta bahwa Prabowo bergabung dengan kabinet Presiden Joko Widodo.

Dalam Pemilu 2019, FPI mendukung Prabowo berdasarkan kesepakatan 16 poin yang dihasilkan dari Ijtima Ulama.

Husein menyimpulkan bahwa, walaupun Prabowo memiliki catatan prestasi, namun menurut kriteria FPI, dia tidak memenuhi syarat sebagai calon pemimpin yang ideal. Mereka akan memilih “Pemimpin Terbaik dari yang Terburuk” apabila tidak ada calon yang memenuhi standar tersebut. (Suara.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here