Bogordaily.net– Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong menjadi salah satu saksi bisu terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Juga sebagai tempat perumusan bagaimana Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan. Seperti apa rumah Sejarah Djiauw Kie Siong di Rengasdengklok Karawang, Jawa Barat?
Video kondisi terkini Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong diunggah di akun Instagram @pinotjohnny. Dalam video yang diunggah, Selasa, 15 Agustus 2023 itu tampak bangunan rumah Djiauw Kie Siong masih kokoh.
Rumah tersebut terletak di Desa Kalijaya, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Tahun 1957, rumah sejarah itu dipindahkan sekitar 150 meter dari pinggir sungai ke lokasi saat ini. Sebab terkikis aliran Sungai Citarum.
Lihat Juga: Video Rumah Sejarah Djiauw Kie Siong di Rengasdengklok
Johnny Pinot menemui langsung cucu pemilik rumah Djiauw Kie Siong yakni Janto. Ia menyebut ada 2 versi tentang tanggal penculikan Bung Karno ke Rengasdengklok Karawang.
“Menurut Janto, cucu Djiauw Kie Siong yang rumahnya dipakai tempat rapat dan peristirahatan Soekano dan Muhammad Hatta, kejadiannya tanggal 15 Agustus 1945 pukul 17.00 WIB,” tulis Johnny Pinot.
“Tapi di buku-buku sejarah, para pemuda dan kedua Proklamator baru sampai ke rumah bersejarah ini pada 16 Agustus 1945 subuh,” sambungnya.
Dalam video juga disebutkan sampai akhir hayatnya tahun 1964, Djiauw Kie Siong belum pernah diundang ke Istana Merdeka untuk menghadiri Upacara Bendera 17 Agustus. Begitu pula dengan anak dan cucunya.
Peristiwa Rengasdengklok
Rumah milik Djiaw Kie Siong di Rengasdengklok menjadi saksi bisu sejarah. Sebab di tempat itu dirumuskan bagaimana Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan.
Dirangkum dari Wikipedia, dalam peristiwa Rengasdengklok awalnya, Soekarno atau Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di sebuah gubuk tua, pinggir kali dekat sawah yang tak layak.
Namun, atas usulan KH. Darip, pejuang dari Klender kepada Soekarni dan kawan-kawan, Bung Karno dan Bung Hatta akhirnya ditempatkan di tempat yang layak. Sehingga dipilih rumah saudagar Tionghoa bernama Djiaw Kie Siong.
Di rumah tersebut Bendera Merah Putih dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis, 16 Agustus 1945 sebagai persiapan jelang roklamasi kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa Rengasdengklok kemudian menjadi bagian dari sejarah. Peristiwa Rengasdengklok adalah tragedi penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda.
Mereka antara lain Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng 31” terhadap Soekarno dan Hatta.
Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang. Keduanya didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (RI).
Sebab kala itu Soekarno dan Moh. Hatta, serta tokoh-tokoh ingin agar proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di sisi lain golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI sebab dianggap sebagai badan buatan Jepang.
Tak hanya itu, hal tersebut juga dilakukan agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda juga khawatir jika kemerdekaan yang merupakan hasil perjuangan bangsa Indonesia, seolah-olah menjadi merupakan pemberian dari Jepang.
Seiring perjalanannya teks proklamasi akhirnya dibacakan pada Jumat 17 Agustus 1945 di rumah Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.***