Bogordaily.net – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengklaim angka atau kasus stunting menurun di Kota Hujan. Penurunan angka tersebut tentunya tak lepas dari usaha, program dan juga strategi-strategi yang dijalankan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, strategi yang dipilih salah satunya melalui kolaborasi pentahelix.
Anak dan keluarga penderita stunting dibantu asupan gizinya melalui CSR dari pihak swasta.
Retno menjelaskan penanganan stunting dilakukan melalui 2 cara yakni intervensi spesifik dan sensitif.
Baca juga : Hadiah Unik dan Bermakna untuk Lomba 17 Agustus Membuat Peserta Berkesan
“Intervensi spesifik yakni aspek yang berkaitan langsung dengan gizi. Sementara itu, intervensi sensitif yakni aspek yang tidak berkaitan secara langsung,” kata Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno
Upaya ini diklaim Retno berhasil menurunkan angka stunting di Kota Bogor sehingga jauh menurun dari tahun sebelumnya. Di tahun 2022 slangka stunting di Kota Bogor mencapai 3,5 persen.
Angka tersebut berkurang menjadi 2,8 persen pada bulan penimbangan balita terakhir, Februari 2023 lalu. Kini tersisa 2001 anak stunting dan 21 ribu anak resiko stunting yang akan jadi perhatian Pemkot Bogor.
“Survei stunting saat ini sedang kembali dilakukan melalui Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Survei ini sudah berjalan sejak 10 Agustus 2023 kemarin dan akan berlangsung hingga Bulan September nanti,” terang Retno.
Upaya penanganan stunting melalui strategi pentahelix gencar dilakukan hingga di tingkat Kecamatan.
Baca juga : Safa Attamimi Siapa? Diduga COO MUID yang Foto Bugil Finalis
Di sektor kesehatan, kata Retno, yakni memperhatikan gizi anak di 1000 hari pertama kehidupan.
Tapi itu hanya 30 persen menurunkan angka penurunan stunting. Sementara 70 persennya adalah intevensi yang sensitif di luar kesehatan.
“Contohnya pola asuh, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan karena jika tidak, bisa membuat anak infeksi dan membuat daya tahan tubuh rendah lalu mengalami diare berulang sehingga stunting,” tutup Retno. (Muhammad Irfan Ramadan)