Sunday, 19 May 2024
HomeKota BogorKetua DPRD Kota Bogor Tanggapi Balita yang Terkena Penyakit Hispospadia dan Hernia

Ketua DPRD Kota Bogor Tanggapi Balita yang Terkena Penyakit Hispospadia dan Hernia

Bogordaily.net– Ketua menanggapi soal balita di Kelurahan Loji, Bogor Barat yang terkena penyakit hispospadia dan hernia.

Sebab, warga tersebut belum mendapat penanganan medis atau penanganan hingga saat ini.

Ketua , mengatakan harus dilakukan langkah cepat, dalam hal ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkait balita yang menderita hispospadia dan hernia tersebut.

Melalui Dinas Kesehatan harus segera melakukan komunikasi secara langsung dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan rumah sakit yang menangani balita tersebut.

“Harus langkah cepat, apakah itu melalui surat resmi atau kalau bisa suratnya dibawa langsung untuk komunikasi dengan pihak RS nya, supaya anak ini segera bisa ditangani, agar kemudian tidak terjadi dampak lain dari penyakit sebelumnya,” kata Atang.

Ia menilai, apa yang terjadi dalam pelayanan yang dilakukan pihak rumah sakit bersangkutan seharusnya dapat melihat dari kondisi pasiennya. Terlebih jika memang keadaannya darurat dan perlu penanganan medis secepatnya.

“Memang seharusnya rumah sakit bisa membuat satu langkah-langkah yang tidak hanya berdasarkan nomor urut pendaftaran, tetapi didasarkan kondisi pasien. Jadi walaupun dia daftarnya lebih lambat, tetapi kalau kondisinya lebih darurat, seharusnya itu didahulukan. Itu kan prioritas pelayanan kesehatan disitu,” tegasnya.

Atang mengatakan, bahwa dengan kondisi pasien yang demikian, harusnya bisa dikomunikasi untuk mendapatkan pelayanan lebih awal.

Kondisi Balita 

Sementara itu seorang balita inisial MZAH yang merupakan anak dari Salam Hermawan dinyatakan menderita penyakit hispospadia.

Karena belum mendapat penanganan medis atau tindakan operasi dari pihak salah satu rumah sakit di Jakarta, kini MZAH didiagnosa penyakit baru yakni hernia. Yang mana testis anaknya mulai tiga hari belakangan ini mulai membengkak.

“Jadi kita lihat sekarang setelah sekian lama pipis ngeden, itu mengakibatkan hernia, jadi sekarang didiagnosa tambahan hernia. Kita konsul kan kemarin ke rumah sakit di Jakarta ketemu langsung dokter urologinya. Dia bilang ini ada hernia dan ini harus diobati dengan dioperasi juga. Nah jadi kata dokternya itu nanti sebelum kita memperbaiki restruktur penisnya, hernia dulu kita benerin,” jelas Salam Hermawan.

Saat dirinya mempertanyakan kapan anaknya bisa dilakukan tindakan, lagi-lagi pihaknya belum mendapatkan kepastian kapan jadwal operasi bisa dilakukan.

“Belum ada, belum ada termasuk (penanganan untuk) yang hernia,” jelasnya.

Saat ini pihaknya hanya bisa berharap anaknya dapat segera bisa ditangani. Mengingat, proses operasi terhadap penyakit hispospadia, paling sedikit dilakukan sebanyak dua kali.

Biaya Operasi

“Harapannya agar anak saya segera ditindaklanjuti, pastinya kita ingin anak segera dapat tindakan. Terutama dengan diagnosa yang baru adanya hernia yang diakibatkan oleh keadaanya terdahulu kan. Kita tidak tega juga anak kita tumbuhnya seperti itu,” ungkapnya.

Pihaknya ingin segera diselesaikan karena setahu Salam, untuk operasi membutuhkan kurang lebih dua kali tindakan operasi. Yang mana rentan antara satu operasi ke operasi kedua itu kurang lebih 6 bulan.

“Jadi 6 bulan nunggu luka sembuh baru bisa operasi lagi,” tambahnya.

Terkait apakah sudah diupayakan untuk berobat secara umum agar bisa ditangani lebih cepat, diakui Salman Hermawan, hal tersebut pun sudah pihaknya coba tanyakan ke pihak rumah sakit. Dan disebutkan bisa tanpa perlu mengantre atau menunggu jadwal seperti saat ini.

Akan tetapi, estimasi biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp150 juta untuk semua operasi yang diberikan.

“Untuk operasinya saja itu Rp44 juta per sekali operasi, belum kamar, obat-obatan dan penunjang lainnya. Sudah setahun saya tidak punya bantuan dari mana pun, kita berjuang sendiri istilahnya. Ya udah kita coba saja (lewat BPJS),” ujarnya. (Muhammad Irfan Ramadan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here