Bogordaily.net-Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) dan bazar UMKM.
Kegiatan tersebut berkolaborasi bersama Badan Pangan Nasional dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat di area parkir Taman Manunggal, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Gerakan Pangan Murah dibuka Sekretaris daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah yang juga Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Kota Bogor.
Ada berbagai bahan pangan murah yang dijual di bawah harga pasaran diantaranya, beras, minyak goreng, daging, sayur, bumbu dapur, ikan, buah-buahan dan berbagai makanan olahan produk UMKM.
Selain GPM, Kota Bogor juga secara rutin menggelar bazar murah dengan Dinas KUKM Daging secara berkala. Tujuannya adalah untuk mendekatkan harga pangan terjangkau kepada masyarakat untuk terus menjaga inflasi di Kota Bogor.
“Mudah-mudahan setelah kegiatan ini harga berasnya bisa dikendalikan lagi. Karena memang Kota Bogor ini bukan produsen, jadi bergantung ke wilayah lain sehingga kerja sama seperti ini perlu terus dilakukan. Mudah-mudahan ini bisa menurunkan harga pangan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Syarifah Sofiah
Dalam GPM ini juga dilaksanakan gerakan selamatkan pangan dan tidak boros pangan yang dilaksanakan melalui Food Truck dari Badan Pangan Nasional dan Foodbank.
Analis Ketahanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Denny Eswant Kosasih mengatakan, dari data Badan Pusat Statistik Nasional pada bulan Agustus inflasi nasional 3,27 naik dari 3,08 dibulan sebelumnya.
“Penyebabnya bisa jadi dikarenakan kenaikan beras. Karena kalau kita lihat, data harga rata-rata nasional kemarin tanggal 18 September harga beras premium itu Rp15.600/kilogram, itu diatas harga eceran tertinggi (HET), beras medium Rp 13.500/kilogram itu juga diatas HET dan jagung Rp 7.000 itu diatas harga acuan pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kota Bogor, Soni Gumelar mengatakan, kegiatan ini bagian dari upaya Pemkot Bogor bersama Pemprov Jabar dan Bapanas dalam upaya menurunkan inflasi. Sejauh ini lanjutnya, kenaikan inflasi diindikasi karena kenaikan harga beras.
“Kita sudah diskusi juga dengan tokoh perberasan. Sampai Desember ini harga beras bisa mencapai Rp 15.000. Untuk itu kami, dan juga Bulog dalam hal ini arahan Bapanas melakukan upaya intervensi mobilisasi beras yang ada ke masyarakat dengan harga murah,” ujarnya.***
(Muhammad Irfan Ramadan)