Thursday, 7 December 2023
HomeEkonomiProgram Magang KemenKopUKM: KUD Mino Saroyo Jadi Role Model Koperasi Nelayan Digital

Program Magang KemenKopUKM: KUD Mino Saroyo Jadi Role Model Koperasi Nelayan Digital

Bogordaily.net– KUD Mino Saroyo menjadi role model koperasi nelayan digital dalam program magang .

Kementerian Koperasi dan UKM () menjadikan KUD Mino Saroyo asal Cilacap, Jawa Tengah, sebagai role model koperasi nelayan. Koperasi tersebut telah menerapkan digitalisasi dalam Program Magang yang bertujuan mengembangkan koperasi nelayan dan perikanan di Indonesia.

Deputi Bidang Perkoperasian menempatkan para peserta magang untuk belajar di KUD Mino Saroyo.

Peserta magang tercatat 120 orang dan terbagi dalam 4 batch (kelompok). Dalam setiap kelompok terdiri dari 30 orang yang berasal dari 10 koperasi nelayan atau perikanan yang berasal dari berbagai wilayah. Yakni Sulawesi, Kalimantan, NTB, Aceh, Bangka Belitung, Lampung, Jatim, Jabar, Jateng, dan daerah lainnya.

Program magang KemenKopUKM

Ketua KUD Mino Saroyo Untung Jayanto mengatakan melalui program magang ini pihaknya berharap koperasi-koperasi bisa belajar sistem manajemen dan administrasi pengelolaan koperasi dengan lebih baik di koperasinya.

Untung pun menekankan pentingnya para pengurus koperasi untuk memberikan motivasi dan kedisiplinan kepada pengelola (karyawan) koperasi, sehingga koperasi bisa maju.

“Mengelola koperasi secara digital sangat mempermudah kinerja karyawan dan pengelola. Termasuk dalam manajemen TPI agar dapat dilakukan secara cepat, tepat, dan akurat,” kata Untung Jayanto di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tegalkatilayu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis, 28 September 2023.

Serba Digital

Bahkan, di TPI-nya, mulai dari penimbangan hasil laut hingga proses pelelangan sudah menerapkan sistem digital.

Proses tersebut kata dia, sudah terintegrasi dengan sistem yang ada di KUD Mino Saroyo. Sehingga pihaknya bisa memonitor semua kegiatan yang ada.

Salah seorang peserta magang bernama M Nawawi dari KUD Usaha Mandiri (Kabupaten Belitung) mengatakan, koperasinya yang bergerak di sektor usaha penjualan oli dan gas kini sedang membangun SPBU Nelayan yang ditargetkan akan beroperasi pada Desember 2023. “SPBU milik kami ini di tahap awal nanti hanya diperuntukkan bagi para nelayan anggota koperasi,” kata Nawawi.

Dengan begitu, Nawawi merasa beruntung bisa mengikuti program magang di KUD Mino Saroyo.

“Di sini, kita belajar penerapan digital dalam mengelola koperasi, termasuk manajemen pengelolaan SPBU Nelayan,” kata Nawawi.

Peserta magang dari Koperasi Nelayan Inti Rakyat asal Tenggamus, Lampung, Siti Nurul Kholifatul Awaliyah mengatakan, manfaat dari magang ini adalah kesempatan mendapatkan ilmu mengelola koperasi yang baik secara digital, baik dari sisi manajemen keuangan hingga produksi.

Program magang KemenKopUKM

“Koperasi kami bergerak di usaha simpan pinjam, pengolahan makanan berbahan dasar ikan, dan produksi ikan asap,” kata Siti Nurul.

Bahkan, kata Siti Nurul, koperasinya sudah memiliki rencana untuk membangun dan mengelola SPBU Nelayan.

“Jadi, kami belajar di KUD Mino Saroyo tentang bagaimana mengelola SPBU Nelayan dengan baik dan benar,” kata Siti Nurul.

Manfaat Program Magang

Selain itu, Hermanto dari KUD Bina Mina di Desa Muara Gading Mas, Lampung Timur menjelaskan bahwa salah satu unit usaha koperasinya adalah pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

“Namun, TPI kami belum menerapkan digitalisasi seperti di Mino Saroyo,” kata Hermanto.

Oleh karena itu, Hermanto akan mencoba menerapkan digitalisasi di TPI miliknya setelah program magang tersebut.

“Di Mino Saroyo sudah sistem digital semua, dari mulai ikan datang dari nelayan, penimbangan, masuk bakul, hingga ke kasir. Proses digitalisasi yang saya ikuti begitu menyenangkan,” kata Hermanto.

Ada juga Nanik Wahyunita, Ketua Koperasi Nelayan Gastra Sukses Mandiri (Banyuasin, Sumsel) yang menjelaskan bahwa bidang usaha koperasinya selain unit simpan pinjam adalah pengolahan makanan berbahan baku ikan. Karena, wilayahnya dikenal sebagai penghasil ikan yang terbilang besar.

Nanik mengakui dirinya antusias mengikuti program magang selama 7 hari ini karena bisa menerima dan mendengar paparan ilmu dari para narasumber berkompeten yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan dan kemajuan koperasinya.

“Terutama, terkait implementasi dan aplikasi digital di koperasi,” kata Nanik.

Hal senada disampaikan Muhammad Nuh, peserta magang dari Koperasi Konsumen Cualai Laut Jaya (Aceh Timur). Menurut Nuh, bekal ilmu yang didapatnya dalam program magang akan diterapkan di koperasinya yang memiliki usaha jual beli ikan layur (cualai).

“Khususnya, menyangkut digitalisasi koperasi yang saya nilai sukses diterapkan di KUD Mino Saroyo,” kata Nuh.

Tak hanya mendapat ilmu pengetahuan berharga, Nuh juga bisa belajar bersama mitra bisnis sesama koperasi nelayan dan perikanan.

“Banyak bisnis yang bisa kita kerja samakan, antar tingkat provinsi hingga kabupaten,” ujar Nuh.

Metode ATMR

Sementara itu, Asisten Deputi Pengembangan SDM Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Nasrun Siagian menjelaskan, kegiatan magang merupakan satu model pembelajaran dalam transfer pengetahuan dengan metode Amati, Tiru, Modifikasi, dan Replikasi atau ATMR.

“Tapi, dengan tetap menyesuaikan dengan kearifan lokal dan kemampuan koperasi,” kata Nasrun.

Terkait pemilihan koperasi modern sebagai tempat magang, juga tidak sembarangan. KUD Mino Saroyo yang berdiri sejak 1942 dan beranggotakan 8.322 orang, telah berhasil dalam mengembangkan usahanya melalui unit-unit bisnis dan menyejahterakan nelayan.

Ia menjelaskan KUD Mino Saroyo merupakan koperasi yang berhasil dalam Program Solar untuk Koperasi (Solusi) Nelayan. Ditujukan agar penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi khusus nelayan bisa selalu tepat sasaran.

Begitu juga dengan digitalisasi, KUD Mino Saroyo sudah mengadopsi Aplikasi CUSO Minos untuk memonitor penggunaan solar subsidi bagi nelayan Koperasi Mino Saroyo dan mencatat produktivitas tangkapan ikan.

Aplikasi digital CUSO Minos juga bisa memonitor penggunaan BBM oleh nelayan untuk melaut dan mencatat produktivitas tangkapan nelayan yang dijual di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) secara digital.

KUD Mino Saroyo saat ini telah mampu mengelola 8 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di wilayah Cilacap. Salah satunya TPI Higienis PPS. Komoditas utamanya, ikan tuna, cakalang, udang, dan layur.

KUD ini juga sudah memiliki kapal sendiri untuk mencari ikan, memiliki 5 unit SPBU Nelayan, dan 1 unit Fixed Bunker Agent (FBA) yang baru dibangun untuk memenuhi kebutuhan BBM industri bagi kapal-kapal berukuran di atas 30 gross tonage (GT).***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here