Sunday, 28 April 2024
HomePolitikRizal Ramli Komentari Anies Baswedan, Idenya Bagus tapi Belum Tentu Bisa Realisasikan...

Rizal Ramli Komentari Anies Baswedan, Idenya Bagus tapi Belum Tentu Bisa Realisasikan Perubahan

Bogordaily.net – Tokoh Nasional, DR memberikan pandangan dn komentarnya terhadap capres .

Menurutnya tidak mudah merealisasikan perubahan. Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang pemimpin Indonesia atau presiden ke depan.

Pertama, seseorang harus mempunyai ide, yaitu bagaimana membawa bangsa dan negara ini ke depan.

Menurut tokoh pergerakan tersebut, seseorang yang dikenal sebagai “Pangeran Tiktok” tidak bisa lantas menjadi pemimpin masa depan dan karena itu dipilih menjadi presiden.

Kedua, kata mantan Menko Perekonomian itu, seseorang juga harus memiliki track record yang sudah teruji.

Ketiga, memiliki integritas.

“Misalnya, ketika menjadi pejabat atau kepala daerah, apakah tokoh tersebut melakukan korupsi atau tidak. Atau dia benar-benar bekerja untuk rakyat atau hanya melayani kepentingan oligarki,” ujarnya dalam sebuah dialog di Jakarta, Senin (4/9).

Keempat, seorang tokoh harus memiliki leadership. Pertama leadership dalam bidang pemikiran. Kedua, leadership untuk merealisasikan pemikiran tersebut menjadi kenyataan.

Bang RR – sapan – mencontohkan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang memiliki pemikiran bagus.

Namun, SBY sangat lemah dalam merealisasikan pemikirannya. Atau juga yang memiliki konsep dan pemikiran bagus, tapi belum tentu bisa merealisasikannya.

“Ada orang yang dari segi wawasannya bagus, seperti SBY dan . Tapi untuk mengoperasionalisasikan, membuat pemikirannya menjadi kenyataan belum tentu. SBY itu agak payah, Anies belum tentu (untuk merealisasikannya, red). Yang paling jago itu namanya Soeharto,” kata .

Mantan penasihat Fraksi ABRI di DPR/MPR RI itu mengatakan, Presiden Soeharto memiliki konsep yang tidak canggih-canggih amat, namun konsep tersebut dijalankannya.

“Indonesia ini membutuhkan kepemimpinan dengan kapasitas intelektual tapi juga dengan kepemimpinan operasional, yang bisa mengubah mimpi menjadi kenyataan, agar kita menjadi Indonesia hebat,” ujarnya.

Indonesia butuh kepemimpinan yang tidak hanya jago “cuap-cuap”, namun juga berani melakukan perubahan.

“Saya berjuang memberlakukan BPJS. Kami berjuang untuk merealisasikan UU Desa, saat itu saya menjadi Ketua Dewan Pembina Parade Nusantara. Saya juga berjuang merealisasikan UU Wajib Belajar, ketika saya menjadi Dewan Mahasiswa ITB,” ujarnya.

Karena itu, mantan Kepala Bulog itu berujar, saat ini dirinya terus berjuang bagi penghapusan Presidential Threshold 20 persen.

“Presidential threshold itu tidak ada dalam UUD kita. Yang ada hanya syarat kemenangan seorang presiden yaitu 50 persen plus satu. Kalau hal itu terjadi maka pasti akan masuk menjadi salah satu dari calon presiden,” ujarnya.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here