Bogordaily.net – Film dokumenter “Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso” telah mengguncang penonton di Netflix sejak 28 September 2023, membawa kembali ingatan pada tragedi kopi beracun yang terjadi pada tahun 2016 yang merenggut nyawa Wayan Mirna Salihin.
Puncak dramatis film ini adalah pengungkapan buku harian Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus kematian Mirna Salihin yang kini mendekam di balik jeruji besi, dihukum 20 tahun penjara karena kasus kontroversial tersebut.
Menguak Isi Buku Harian Jessica Wongso
Dalam film, narator membacakan potongan-potongan buku harian Jessica, membeberkan momen-momen krusial saat mereka seharusnya bertemu untuk ngopi.
Jessica merasa dicurigai saat memesan minuman sebelum teman-temannya tiba di Kafe Olivier, Grand Indonesia, pada 6 Januari 2016.
Detik-Detik Kejadian yang Tragis
Pada sore itu, Jessica tiba lebih awal, membawa beberapa tas kertas karena teman-temannya datang terlambat.
Ia memesan minuman, termasuk es kopi Vietnam yang kemudian diminum oleh Wayan Mirna Salihin sebelum tewas.
Tidak terlihat dalam rekaman CCTV orang lain yang berada dekat dengan minuman di atas meja, hanya Jessica yang dicurigai.
Keputusasaan di Balik Jeruji Besi
Jessica merasa dunianya runtuh saat namanya terpampang di berita televisi Tanah Air.
Keputusasaan dirasakannya di balik jeruji besi, mencatat hari-hari sulit saat harus merasakan lantai yang keras dan dingin sambil ditelan keraguan.
Harapan yang Terus Menguat
Meskipun terjerat dalam kasus yang membayangi dirinya, Jessica mengungkapkan ketidakpercayaannya pada kasus ini.
Namun, akses terhadapnya terbatas, dan buku harian menjadi jendela ke dalam pikirannya, mengungkapkan kompleksitas perasaannya.
Puncak Kisah: Buku Harian sebagai Pengganti Wawancara
Wawancara dengan Jessica secara online terhenti ketika seorang petugas menyela.
Namun, buku harian Jessica Wongso menjadi penjelasan yang mencerahkan tentang pikiran dan emosinya di tengah cobaan yang dihadapinya.
Kisah Jessica Wongso dan Mirna Salihin mempertegas kompleksitas kasus misteri ini, mengundang penonton untuk merenungkan lebih dalam akan kebenaran yang tersembunyi di balik tragedi kopi sianida yang mengguncang Indonesia.***