Bogordaily.net – Pidato Mahfud MD tentang penegakkan hukum menggelegar setelah resmi jadi Cawapres Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.
Ada banyak hal yang ingin ia lakukan jika terpilih nanti.
Berikut pidato lengkap Mahfud setelah menjadi bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo.
Terima kasih kepada yang terhormat Ketua Umum PDI Perjuangan, Presiden kelima Republik Indonesia, Ibu Profesor Hajah Megawati Soekarnoputri. Kepada pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Haji Mardiono.
Ketua Umum Partai Harti Nurani Rakyat Bapak Doktor Haji Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Perindo Bapak Hary Tanoesoedibjo atas kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk mendampingi calon presiden Bapak Ganjar Pranowo sebagi calon presiden.
Adalah Kehormatan dan kebanggaan saya diberi amanah mengemban tanggung jawab yang besar dan mulia bersama Mas Ganjar meneruskan cita-cita Bung Karno dan para pendiri negara lainnya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
Bung Karno dan Bung Hatta telah mengantarkan bangsa Indonesia ke pintu gerbang emas kemerdekaan Republik Indonesia. Mas Ganjar dan saya bersama-sama seluruh rakyat Indonesia akan melanjutkan upaya mewujudkan cita-cita menuju Indonesia emas tahun 2045.
Cita-cita Indonesia menjadi bangsa yang maju, adil, dan beradab dalam rangka menyongsong Indonesia emas tahun 2045 akan terwujud jika kita memenuhi sejumlah syarat, yakni ideologi bangsanya kokoh, ekonominya baik, hukum dan keadilannya ditegakkan, politiknya demokratis, budaya gotong royongnya hidup serta mengendapkan persaudaraan.
Jika penegakan hukum dilakukan dengan benar maka setengah masalah dari bangsa ini insyaallah tuntas.
Kalau hukumnya bagus, maka segala aspek kehidupan masyarakat akan bagus juga misalnya di bidang sosial politik budaya pertahanan keamanan dan ekonominya.
Prioritas pemberantasan korupsi, kepastian hukum, dan konsistensi dalam implementasi penegakannya, memberi jaminan bagi investasi dan pembangunan ekonomi serta memberi perlindungan kepada masyarakat.
Dalam pembangunan politik, negara kita menganut demokrasi di mana kekuasaan berada di tangan rakyat.
Dalam implementasinya, demokrasi membutuhkan nomokrasi. Demokrasi adalah kedaulatan rakyat sedangkan nomokrasi adalah kedaulatan hukum. Demokrasi tanpa nomokrasi akan anarkis.
Sementara nomokrasi tanpa demokrasi akan sewenang-wenang sehingga keduanya harus berjalan seiring dan seimbang.
Demokrasi menghargai perbedaan dan perbedaan itu adalah fitrah, ciptaan Tuhan. Perbedaan di antara manusia baik ras, suku maupun agama itu karena diciptakan dan dikehendaki oleh Tuhan sendiri.
‘Walau sya’allahu laja’alakum ummataw wahidataw wa lakil liyabluwakum fi ma atakum fastabiqul-khairat.’
Kalau Allah mau kamu semua itu hanya satu jenis, tidak berbeda-beda, tetapi justru saya Tuhan yang menyebabkan kamu itu berbeda-beda agar kamu semua berlomba-lomba untuk berbuat kebajikan.
Itu firman Tuhan. Indonesia yang beragam membutuhkan toleransi dan akseptasi. Akseptasi maknanya, semua anak bangsa bisa bergabung dan bekerja sama dengan tetap dalam keyakinannya masing-masing.
Kita semua ketemu dalam prinsip kalimatun sawa, yaitu memperjuangkan sesuatu yang sama di antara perbedaan, tidak perlu menajamkan perbedaan di antara kita yang memang sejatinya tidak bisa disatukan dalam semua hal.
Yang sama atau kalimattun sawa, ya pasti disetujui oleh setiap orang, apa pun ras dan kelompoknya adalah keadilan, pasti disetujui oleh siapa pun, apa pun agamanya pasti orang setuju pada penegakan hukum dan keadilan.
Perlindungan pada masyarakat lemah, dan perlindungan serta rasa kasih sayang kepada wong cilik.
Saya berkeyakinan Mas Ganjar adalah figur yang tepat memimpin bangsa Indonesia untuk mewujudkan semua cita-cita yang saya sebutkan tadi, mempercepat dan melanjutkan program pembangunan yang sudah baik.
Tentu lalu memperbaiki juga yang keliru dan melakukan inovasi-inovasi Baru, sesuai dengan perkembangan zaman dengan tetap berpegang pada konstitusi.
Saya sudah lama mengenal Mas Ganjar, pada tahun 2004-2008 kami bersama-sama menjadi anggota DPR RI, kami berdua kerap berdiskusi bahkan saling mengunjungi ketika Mas Ganjar Pranowo memimpin Jawa Tengah dan saya menjadi ketua Mahkamah Konstitusi.
Karena itu saya tahu persis Mas Ganjar adalah figur pemimpin yang merakyat dan berani, berani memperbaiki yang bengkok-bengkok, berani menerima kritik, berani memperjuangkan nilai-nilai politik yang diyakini benar.
Saya tahu juga Mas Ganjar adalah dari keluarga muslim yang taat, yang selalu berkomitmen menjalankan amanah yang diberikan kepadanya, amanat dari orang tuanya, amanat dari partainya, dan terutama amanat dari rakyat.
Terakhir, Bapak-Ibu sekalian, saat ini saya mengemban amanat sebagai menkopolhukam Republik Indonesia, yang tugasnya antara lain memastikan Pemilu berjalan lancar dengan aman.
Karena tugas saya itu, maka selama ini saya tidak pernah sekalipun menyatakan akan ikut dalam kontestasi pemilu.
Saya juga tidak pernah berkampanye, memasang spanduk dan lain-lain. Baru kali inilah yang pertama kali saya menyatakan bersedia menjadi calon wakil presiden Republik Indonesia, karena amanah yang sudah diberikan oleh Ibu Megawati tadi bersama para pimpinan partai disaksikan oleh kita semua.
Bagi yang selama ini menunda untuk menentukan pilihan karena menunggu kepastian dari saya, maka saat ini saya menyatakan saya bersedia untuk ikut kontestasi.
Bersama Mas Ganjar saya akan mendedikasikan diri, semua kemampuan saya, ilmu saya, pengalaman saya, ketegasan dan keteguhan sikap saya, serta keberanian-keberanian yang selama ini saya usahakan untuk selalu ditunjukkan kepada bangsa dan negara Indonesia.
Demikian isi pidato Mahfud MD yang telah resmi menjadi cawapres Ganjar Pranowo.***