Bogordaily.net – Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Institut Ummul Quro Al-Islami (IUQI) Bogor menyelenggarakan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba). Acaraa berlangsung sejak Jumat, 13 Oktober hingga Minggu, 15 Oktober 2023.
Acara Mapaba kali ini diikuti oleh 100 peserta dan mengusung tema “Membangun jiwa warga pergerakan yang berani, kritis, dan kolaboratif, untuk menginspirasi perubahan.”
Mapaba merupakan pintu gerbang awal bagi mahasiswa baru untuk bergabung dengan organisasi PMII, yang memberikan materi keilmuan tentang keaswajaan. Lalu ke-PMIIan, ke-Indonesiaan, NDP PMII, ke-Koprian, dan lain sebagainya.
Ketua PK PMII IUQI, Teguh Arrahman mengatakan, pihaknya sukses menyelenggarakan Mapaba rayon ke-1, rayon ekonomi dan bisnis Islam. Dengan total peserta 100 mahasiswa yang didominasi oleh mahasiswa Institut Ummul Quro Al-Islami.
“Mari terus berproses untuk menjadi insan pergerakan yang menyebarkan kebenaran dan kebaikan,” kata Teguh Arrahman, Rabu, 18 Oktober 2023.
Sementara itu, Ketua KOPRI IUQI, Annisa Diantika, menekankan bahwa masa penerimaan anggota baru ini memberikan pengalaman berharga. Seperti kebersamaan dan materi-materi yang tidak bisa diperoleh di dalam kelas atau bangku perkuliahan.
“Secara struktural, KOPRI di dalam institusinya berstatus semi-otonom atau bagian integral yang tidak terpisahkan dari wadah utamanya, yaitu PMII,” tambahnya.
Di dalam PMII terdapat badan semi-otonom yang dikenal sebagai KOPRI, yang memberikan ruang bagi perempuan untuk berekspresi.
Gerakan KOPRI memperjuangkan prinsip Al musawah (kesetaraan), Al huriyyah (kemerdekaan/kebebasan), dan Al adalah (keadilan).
Annisa Diantika menjelaskan, Prinsip Aswaja ini meneguhkan bahwa setiap manusia berhak memperoleh sikap yang setara dan berhak memperjuangkan kemerdekaan dirinya dari hegemoni budaya yang memonopoli ruang gerak dan ekspresi manusia.
“Dengan adanya Mapaba dan komitmen para pengurus, PMII IUQI Bogor terus membuka peluang bagi mahasiswa baru untuk berpartisipasi dalam pergerakan ini dan memperkuat nilai-nilai keislaman, kebangsaan, dan keadilan,” ungkapnya. (Ibnu Galansa)