Friday, 3 May 2024
HomeKabupaten BogorSungai Ciesek Tercemar Limbah Restoran, Hotel, dan Tempat Wisata

Sungai Ciesek Tercemar Limbah Restoran, Hotel, dan Tempat Wisata

Bogordaily.net Pencemaran parah di Kabupaten Bogor bukan hanya terjadi di Sungai Cileungsi, Sungai Ciesek yang membelah kawasan Puncak ternyata juga tercemar limbah.

Pantauan di beberapa titik di Sungai Ciesek, tepatnya di wilayah Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, kondisi Sungai Ciesek cukup memprihatinkan.

Sungai Ciesek seolah menjadi septic tank besar yang dijadikan pembuangan bermacam jenis limbah dan sampah. Menurut kesaksian warga dan para pemancing ikan di Desa Cipayung, mereka kerap menyaksikan pembuangan limbah cair ke Sungai Ciesek.

“Limbahnya berupa bekas makanan, berminyak, serta detergen karena berbusa,” kata Udung, warga setempat, Rabu 4 Oktober 2023.

Limbah-limbah tersebut dibuang langsung ke sungai melalui gorong-gorong yang berasal dari belakang restoran, hotel, tempat wisata, maupun vila-vila yang berdiri di tepi Jalan Raya Puncak.

“Kalau hari-hari biasa, limbah dibuang ke sungai antara jam 9 pagi dan 3 sore dan malam hari,” ujarnya.

Sejak banyaknya limbah yang dibuang ke Sungai Ciesek, sebagian warga yang biasanya mandi di sungai kini tak ada lagi.

“Ga ada lagi sekarang yang berani mandi, nyuci, dan wudhu di Sungai Ciesek karena bau dan sering gatal-gatal. Para pemancing juga pindah spotnya ke atasnya lagi. Karena kalau limbahnya sedang dibuang, banyak ikan-ikan loncat-loncat tanda terganggu limbah,” ungkap Udung.

Selain limbah cair, Sungai Ciesek terlihat mulai dikotori sampah plastik dan sampah rumah tangga yang banyak mengangkut di batu-batu, ranting, dan tebing sungai.

Sekretaris Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), Azet Basuni, sangat menyayangkan kondisi Sungai Ciesek yang luput dari perhatian pemerintah.

“Sungai Ciesek ini salah satu hulu Sungai Ciliwung yang mengalir hingga Ibukota Jakarta. Sampai saat ini Sungai Ciesek masih digunakan oleh warga apalagi pada saat musim kemarau. Selain itu, ekosistem sungai menjadi rusak. Kalau ini dibiarkan terus apa jadinya alam Puncak,” tegasnya.***

(Acep Mulyana)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here