Bogordaily.net – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menjelaskan program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam mempersiapkan dan melaksanakan implementasi Smart City sesuai masterplan.
“Melalui pertemuan-pertemuan yang dilaksanakan dua kali dalam satu tahun yang merupakan bagian dari evaluasi, realisasi program-program di masterplan kurang lebih mencapai 75 persen, termasuk didalamnya rencana aksi Smart City sudah berjalan,” kata Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah.
“Output dari serangkaian yang sudah direncanakan tentu berupa peraturan-peraturan Smart City yang beberapa diantaranya dalam bentuk Perda,” sambungnya.
Dalam membangun Smart City kata Syarifah, sangat dibutuhkan keterlibatan Dewan Smart City yang membantu dalam memberikan arahan, aspek strategis, teknologi informasi, hal-hal yang berkembang dan update di masyarakat.
Untuk memperkuat implementasi Smart City, Pemkot Bogor menganggarkan 30 persen dari APBD.
Untuk outcome program Smart City atau Smart Governance Syarifah membeberkan untuk laporan keuangan BPK, Kota Bogor mendapatkan predikat WTP 7 kali berturut-turut, nilai SPBE tahun 2021 mencapai 3,11, LKPPD Kemendagri hasilnya sangat tinggi dan nilai LAKIP mencapai BB yaitu 75,2.
Sementara untuk pelayanan publik, khususnya dalam pembayaran pajak, Kota Bogor masuk dalam TOP 45 sistem inovasi pelayanan publik dan sinovik. Untuk smart branding, sudah berjalan secara full online.
Kenaikan investasi dalam dua tahun terakhir mencapai Rp 1,7 triliun (2022) naik dari Rp 618 miliar (2021).
Smart Economy, persentase masyarakat miskin mengalami penurunan 7,21 (2022), IPM naik menjadi 77,17 persen (2023).
Indikator-indikator smart living diantaranya persentase stunting anak usia dibawah dua tahun mengalami kenaikan berat badan sebesar 83,08 persen (2023).
Target balita imunisasi lengkap kurang lebih 80 persen, cakupan persalinan ditangani nakes sudah mencapai 96,1 persen (2022).
Berkaitan air minum layak terdapat 282 sarana air minum aman, akses sanitasi layak sekitar 76,3 persen atau 138.463 kk terakses, jalan masyarakat mencapai 92,62 persen.
Smart Society dilihat dari pendidikan angka partisipasi murni, untuk SD/MI sederajat sebesar 99,95 persen, SMP sebesar 74,75 persen dan SMA sederajat sebesar 80,82 persen.
Untuk Smart Environment berupa inovasi dalam pembatasan sampah. Sejak tahun 2017 Kota Bogor telah mengeluarkan kebijakan tidak hanya untuk retail modern, namun juga pasar tradisional.
Daur ulang sampah tidak luput dengan melibatkan masyarakat maupun komunitas untuk memilah yang dijadikan produk yang berguna.***
(Muhammad Irfan Ramadan)