Saturday, 28 September 2024
HomeBeritaAktivitas Gempa Gunung Salak Meningkat, Waspada Erupsi Freatik

Aktivitas Gempa Gunung Salak Meningkat, Waspada Erupsi Freatik

Bogordaily.net – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap kondisi terkini Gunung Salak. Terutama pasca gempa berkekuatan M 4,0 Jumat, 8 Desember 2023 lalu.

Berdasarkan rilis dalam laman PVMBG perkembangan aktivitas terkini Gunungapi Salak setelah gempa magnitudo 4,0 di  barat daya Kota Bogor, terjadi gempa tektonik lokal mengalami peningkatan jumlah gempa di atas 4 kali kejadian.

Pada 6 Desember 2023 sebanyak 8 kejadian, lalu 7 Desember 2023 7 kali dan 8 Desember 2023 7 kali kejadian.

“Pengamatan visual periode 1 – 9 Desember 2023, Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah ke arah selatan. Suhu udara sekitar 22-32°C,” tulis keterangan rilis PVMB, Senin, 11 Desember 2023.

Pengamatan kegempaan periode 1-9 Desember 2023 masih didominasi gempa tektonik jauh. Dan terekam sebanyak 31 kali kejadian serta gempa tektonik lokal 22 kali kejadian. Sedangkan gempa vulkanik sebagai indikasi aktivitas Gunung Salak tidak terekam.

Imbauan PVMBG

“Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun tetap perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik. Berupa semburan lumpur atau erupsi uap air (steam explosion) yang dapat terjadi tiba-tiba, pasca terjadinya kenaikan gempa tektonik lokal beberapa hari lalu,” sambungnya.

Baca Juga: Gempa M 4,0 Guncang Bogor, Ini Hasil Analisis PVMBG

Selain itu pada musim hujan, tingkat kelembaban udara di sekitar kawah akan lebih tinggi. Sehingga gas-gas vulkanik akan sulit terurai yang menyebabkan konsentrasi gas-gasnya akan meningkat dan dapat membahayakan kehidupan.

Meski demikian tingkat aktivitas Gunung Salak tidak mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan tetap berada pada level I (normal).

Dilarang ke Area Kawah Radius 500 Meter

Berdasarkan kondisi tersebut maka masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak memasuki kawah dalam radius 500 meter dari kawah-kawah yang aktif di Gunung Salak. Seperti Kawah Ratu, Kawah Hirup dan Kawah Paeh. Terutama di musim hujan, untuk menghindari terjadinya akumulasi gas yang berbahaya.

Badan Geologi akan terus berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat. Serta Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor.

Tak hanya itu warga di sekitar gunung tersebut diminta tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Salak. Serta dapat melakukan kegiatan seperti biasa dan agar selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat.

Tentang Gunung Salak

Gunungapi Salak merupakan salah satu Gunung api strato Tipe A dengan ketinggian ± 2210 mdpl.

Gunung Salak berada di wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, serta dipantau melalui Pos Pengamatan Gunung api (PGA) G. Salak di Desa benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.

Erupsi terakhir Gunung Salak terjadi tahun 1938 berupa erupsi freatik dari Kawah Cikuluwung Putri.

Sejak itu kegiatan terakhir hanya berupa bualan lumpur di Kawah Ratu dan Kawah Hirup serta tembusan solfatara dan fumarol di Kawah Ratu.***

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here