Saturday, 4 May 2024
HomeNasionalCarbon Capture and Storage Artinya Apa? Jadi Pertanyaan dalam Debat Cawapres

Carbon Capture and Storage Artinya Apa? Jadi Pertanyaan dalam Debat Cawapres

Bogordaily.net – Carbon Capture and Storage artinya apa? Kata ini menyedot perhatian dalam debat calon wakil presiden (cawapres), Jumat, 23 Desember 2023.

Dalam Gibran Rakabuming Raka bertanya kepada Mahfud MD di Jakarta Convention Centre (JCC).

Gibran yang merupakan cawapres nomor urut 2 bertanya kepada cawapres nomor urut 3 Mahfud MD bagaimana cara membuat regulasi Carbon Capture and Storage (CCS). Mahfud kemudian menjawab soal CCS tersebut. Lalu apa arti CCS?

Arti Carbon Capture and Storage

Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam laman resminya memaparkan Carbon Capture and Storage (CCS) adalah salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

“Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain. Mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation). Dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage), ” tulis Kementerian ESDM.

Pemisahan dan penangkapan CO2 dilakukan dengan teknologi absorpsi yang sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri.

Penangkapan CO2 biasa digunakan dalam proses produksi hidrogen baik pada skala laboratorium maupun komersial.

Sementara itu, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker seperti pengangkut gas pada umumnya (LPG, LNG). Sedangkan penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat menjadi perangkap gas hingga tidak lepas ke atmosfer. Atau dapat pula diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.

“Menurut International Energy Agency (IEA), volume emisi CO2 akibat pembakaran bahan bakar fosil mencapai 56% dari total semua emisi global. Persentase ini berasal dari sekitar 7500 instalasi besar peng-emisi CO2 (large stationary point sources) yang mengemisikan lebih dari 1000.000 ton CO2 setiap tahunnya,” paparnya.

Kajian IEA lebih lanjut menyimpulkan dari jumlah tersebut, pembangkit listrik batubara (PLTU) merupakan sumber emisi utama yang mencapai lebih dari 60%.

Selanjutnya PLTG yang mencapai 11% dan PLTD 7%. Sementara itu, industri lain menyumbang sekitar 3-7%.

Mengurangi Emisi CO2

Untuk dapat mengurangi emisi CO2 dalam jumlah besar dilakukan pengendalian (penangkapan CO2) yang dihasilkan dalam gas buang dari pembangkit listrik.

“Memerlukan proses tambahan yang membutuhkan energi cukup besar untuk pemisahannya. Kenyataan ini menjadikan tantangan ke depan yang harus diantisipasi agar dapat menciptakan proses penangkapan CO2 yang efektif dan efisien, ” tulisnya lagi.

Meskipun secara umum teknologi CCS cukup menjanjikan untuk digunakan dalam menangani sumber emisi CO2 yang besar, seperti pembangkit listrik berbahan bakar fosil atau industri besar lainnya, masih banyak hal-hal yang perlu diselesaikan sebelum CCS dapat diterapkan secara penuh.

Seperti perbaikan teknologi, legalisasi, dan pembiayaan.

Demikian penjelasan tentang Carbon Capture and Storage yang ditanyakan dalam . ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here