Saturday, 27 July 2024
HomeHiburanNasi Goreng Rp 315 Ribu, Harga Makanan di Marawa Beach Club Milik...

Nasi Goreng Rp 315 Ribu, Harga Makanan di Marawa Beach Club Milik Raffi Ahmad Viral

Bogordaily.net –  Harga makanan di milik heboh, gara-gara seharga Rp 325 rib.

Kehebohan itu seiring dengan polemik dan kritikan soal rencana sultan Andara itu akan kembali membangun tempat wisata di kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta.

Tidak hanya dituding berpotensi merusak ekologi Yogyakarta oleh WALHI, tetapi harga makanan di Beach Club tersebut juga menjadi bahan kritik, terutama bagi wisatawan lokal.

Curhat Netizen: “Nasi Goreng Seharga Rp 315 Ribu”

Bulan Mei 2022 lalu, seorang netizen dengan nama Fatih Frederik mengeluarkan keluhan terkait biaya makanan di yang dianggapnya terlalu mahal.

Menurut Fatih, dia harus mengeluarkan uang fantastis hanya untuk satu kali makan di Beach Club milik suami Nagita Slavina tersebut.

Berikut adalah rincian biaya yang dikeluarkan oleh Fatih Frederik:

Air mineral 600 mililiter (5 buah) seharga Rp 125 ribu
Rose of My Eyes seharga Rp 48 ribu
Strawberry Crush seharga Rp 48 ribu
Regular Iced Tea seharga Rp 30 ribu
Nasi Goreng Marawa (3 buah) seharga Rp 315 ribu
Beef Kwetiau (3 buah) seharga Rp 345 ribu
Burger (2 buah) seharga Rp 110 ribu
Total biaya makanan dan minuman mencapai Rp 1.021.000. Belum termasuk pajak dan biaya layanan sebesar 18 persen, membuat total yang harus dibayar mencapai Rp 1.204.780.

Viral di Media Sosial

Cuplikan unggahan video mengenai besaran biaya makan di ini menjadi viral di media sosial TikTok dengan tensi sebanyak 47,8 ribu jumlah tayangan.

Akun TikTok @widya.oktarina menuliskan, “Netizen sebut harga menu Beach Club keterlaluan,” pada Kamis (28/12/2023).

Reaksi Netizen

Keluhan Fatih Frederik ini memicu pro dan kontra di kalangan netizen. Beberapa komentar menyoroti tingginya harga:

“Mahal banget,” tulis seorang netizen.

Namun, ada juga yang membela dengan alasan investasi besar yang ditanamkan:

“Namanya juga club bos, investasinya puluhan miliar,” ucap netizen lain.

Diversitas Perspektif

Debat ini mencerminkan keragaman pandangan terkait dengan pariwisata lokal dan kebiasaan berbelanja.

Sebagian menilai bahwa harga yang tinggi sesuai dengan status klub tersebut, sementara yang lain mengungkapkan kekagetan mungkin karena belum pernah berada di klub sekelas tersebut sebelumnya.

Polemik harga tinggi di menjadi bukti bahwa selain isu lingkungan, faktor ekonomi dan nilai-nilai lokal juga turut mempengaruhi persepsi publik.

Terlepas dari pro dan kontra, perdebatan ini memberikan gambaran tentang bagaimana masyarakat merespons transformasi destinasi pariwisata yang semakin berkelas di Indonesia.

Harga makanan di milik itu pun jadi perbincangan. Ia dikritik tapi juga banyak yang membela. ***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here