Bogordaily.net – Tebingan Sungai Ciliwung di jalur Jalan Pasir Angin, Desa Pasir Angin, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, rawan tergerus longsor. Bukan hanya mengancam bangunan, badan jalan Pasir Angin rawan tergerus.
Tebing rawan longsor tersebut persis berada di seberang minimarket Pasir Angin dan SMP Negeri Megamendung.
Di atas tebing, sedikitnya terdapat tujuh unit bangunan yang didirikan warga setempat untuk warung, bengkel, maupun tempat tinggal.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Pasir Angin, Jata, mengungkapkan bahwa bangunan-bangunan berupa bedeng-bedeng tersebut telah berdiri sejak tahun 1980-an
“Sebetulnya kami dari LPM, Pemerintah Desa, dan beberapa instansi pemerintah sudah sering mengingatkan dan mengultimatum warga di sana agar tidak boleh mendirikan bangunan di lokasi itu karena rawan longsor,” katanya.
Demikian pula saat warga mengajukan perizinan dan surat menyurat. Kata kata, Pemdes maupun UPT PUPR menyatakan di lokasi tebing Sungai Ciliwung itu tidak bisa dibangun.
“Namun mungkin karena kebutuhan, warga tetap membangun di situ. Padahal, kondisinya sekarang dapurnya sudah banyak yang menggantung, banyak juga yang sudah hilang, ada juga yang terpotong tergerus longsor,” ungkap Jata.
Selain mengancam bangunan-bangunan di atasnya, tebing badan jalan rawan tergerus karena beban jalan yang sangat ramai dilintasi kendaraan termasuk bus dan truk baik dari arah Gadog Jalan Raya Puncak maupun dari arah Summarecon dan Gunung Geulis.
“Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengantisipasinya,” imbuh Jata.
Dari informasi yang diperoleh, tebing Sungai Ciliwung di Pasir Angin tersebut bakal ditangani Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR.
“Dulu sudah disurvei oleh UPT Jalan, UPT Pengairan, dan PSDA. Jadi di tebingan itu tidak bisa menggunakan baru Bronjong, tapi harus TPT atau Tembok Penahan Tebing karena sangat tinggi,” kata pegawai UPT Infrastruktur Jalan dan Jembatan Wilayah II Ciawi DPUPR Kabupaten Bogor, Yanto.
Di lokasi tersebut, saat ini sedang dimulai pekerjaan pembetonan Jalan Pasir Angin sepanjang 80 meter dari jembatan sampai depan minimarket.
“Biayanya bersumber dari ABT atau Anggaran Belanja Tambahan. Titik jalan di situ sering diperbaiki dengan pemeliharaan rutin tapi karena kondisinya menurun jadi cepat rusak karena tergerus air. Kami juga sekaligus menyampaikan informasi kepada seluruh pengguna jalan, selama ada pengecoran jalan ditutup sementara,” jelas Yanto.***
(Acep Mulyana)