Bogordaily.net – Rute trem Kota Bogor akan membentang di sejumlah titik jika nanti pembangunan ini dilaksanakan, ada empat koridor yang sudah direncanakan.
Pemkot Bogor kini sedang mempercepat pembangunan trem tersebut. Salah satunya dengan membuat Peraturan Wali Kota (Perwali) dan menugaskan Perumda Trans Pakuan untuk memimpin proyek trem yang dinanti-nanti.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengungkapkan bahwa langkah pertama mereka adalah mempersiapkan Perwali untuk menugaskan PTP dalam memfinalisasi hasil studi kelayakan yang telah dilakukan.
“Kami berikan tugas kepada PTP untuk memfinalisasi hasil feasibility studies yang sudah dilakukan berbagai pihak,” ujarnya dengan antusias, Selasa (16/1/2024).
Rencananya, trem Kota Bogor akan menjadi bagian integral dari sistem LRT Jabodebek. Pemerintah Pusat sendiri tengah menyiapkan perpanjangan rute LRT Jabodebek dari Stasiun Harjamukti Cibubur menuju kawasan Baranangsiang Bogor.
“Langkah berikutnya kami akan menyelaraskan percepatan pembangunan LRT ke Kota Bogor, sesuai yang disampaikan Presiden di beberapa forum. Persiapan Kota Bogor adalah mengintegrasikan moda transportasi yang jadi proyek strategis nasional itu kita integrasikan dengan trem,” tambah Dedie.
Jalur dan Rute Trem Kota Bogor
Menggandeng Colas Rail dari Prancis untuk menyusun studi kelayakan proyek trem, Pemkot Bogor sudah menentukan empat koridor trem yang akan menjadi ciri khas Kota Bogor.
Koridor pertama akan membentang sejauh 7,1 km, melibatkan kawasan Baranangsiang, Jalan Otista, Jalan Ir H Juanda, hingga Alun-alun Bogor atau Taman Ade Irma Suryani.
Sementara itu, Wakil Wali Kota menjelaskan bahwa koridor 2 akan menghubungkan Warung Jambu dan daerah Pengadilan dengan total 10 halte.
Koridor 3 akan menghubungkan Warung Jambu dan Lippo Plaza dengan total 12 halte. Dan yang tak kalah menarik, koridor 4 akan menghubungkan Terminal Baranangsiang dan Plaza Ekalokasari dengan total 12 halte.
Dengan kehadiran trem ini, Kota Bogor semakin lengkap dengan beragam fasilitas transportasi, mulai dari LRT Jabodebek, Trans Pakuan, hingga KRL Commuter Line.
“Pemerintah pusat udah bangun double track Paledang-Sukabumi, tentu pergerakan masyarakat ini harus dipertimbangkan gak mungkin di kotanya berantakan. Makanya antara Baranangsiang, Paledang, Stasiun Bogor, dan titik keramaian lain, harus diintegrasikan,” ujarnya.***