Bogordaily.net – Deteksi Kanker payudara penting dilakukan demi untuk keselamatan nyawa.
Dalam keseharian, kanker payudara telah menjadi momok menakutkan, terutama bagi wanita usia 40-60 tahun.
Menurut dr. Doni Noviartha P., Sp.Rad, dokter spesialis Radiologi di RS Murni Teguh Sudirman Jakarta, kanker payudara bukan hanya tumor ganas yang paling sering terjadi pada wanita, tetapi juga menjadi penyebab utama kematian pada wanita.
Namun, ironisnya, kanker payudara pada stadium dini seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas.
Sebanyak 68 persen pasien baru mencari pengobatan ketika kanker telah mencapai stadium lanjut.
Faktor ini, kata dia, dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pemeriksaan sendiri payudara atau ‘SADARI', serta kurangnya pemahaman akan modalitas pemeriksaan radiologi untuk skrining dan deteksi lesi di payudara.
“Deteksi dini kanker payudara memiliki peran penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian,” ungkap dr. Doni Noviartha P., Sp.Rad, Kamis 11 Januari 2024.
Salah satu metode efektif untuk deteksi dini adalah menggunakan pemeriksaan radiologi, seperti mammografi dan ultrasonografi (USG).
Mammografi, sebagai modalitas utama untuk skrining, memiliki sensitivitas sekitar 78-85 persen.
Namun, sensitivitas ini dapat berkurang menjadi 68 persen pada wanita dengan jaringan payudara yang padat.
Oleh karena itu, dr. Doni Noviartha P., Sp.Rad menyarankan untuk menggunakan modalitas tambahan, seperti USG, terutama pada wanita dengan kepadatan jaringan payudara yang tinggi.
“Dengan melakukan pemeriksaan kombinasi mammografi dan USG, sensitivitas deteksi kanker payudara dapat meningkat hingga 91 persen,” tambahnya.
Untuk itu, penting bagi wanita, untuk melakukan pemeriksaan secara berkala di RS Murni Teguh Sudirman Jakarta guna mendeteksi lebih awal kemungkinan adanya kanker payudara.
“Semoga informasi ini dapat menambah pengetahuan kita semua tentang urgensi mendeteksi dini kanker payudara sebelum terlambat. Periksakan diri Anda secara rutin untuk kesehatan dan keselamatan diri sendiri,” ungkapnya.***
(Ibnu Galansa)