Bogordaily.net – RSMM atau Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor siap menampung dan memberikan konseling kepada calon legislatif (caleg) yang mengalami depresi. Terutama setelah gagal menang dalam Pemilu Februari 2024 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bogor Bima Arya. Menurutnya kondisi depresi atau stres selalu ada. Akan tetapi bukan hanya caleg saja, melainkan keluarga atau pendukungnya sangat mungkin mengalami.
Jika melihat pemilu 2019 lalu, kata Bima, tidak terlalu banyak caleg di Kota Bogor yang mengalami depresi maupun stres.
Namun dia juga tidak bisa memastikan berapa banyak caleg–caleg yang mengalami hal tersebut. Sebab banyak yang tidak melapor.
“Saya kira (Pemilu 2019) gak banyak juga ya. Mungkin banyak (caleg) yang gak melapor. Stres tapi dibawa sendiri aja, gak banyak juga gitu,” kata Bima Arya.
Bima menjelaskan di Kota Bogor sudah ada rumah sakit untuk menangani hal tersebut. Yakni Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) yang berlokasi di Jalan Semeru, Kecamatan Bogor Barat.
“Kita pastikan Rumah Sakit Marzuki Mahdi itu siap semuanya menampung dan memberikan konseling untuk mendampingi,” ujarnya.
Namun, kata Bima, yang paling penting menurutnya bagaimana menjaga kebersamaan.
“Jadi bukan saja nanti pasca terjadinya, tapi dari sekarang kita harus menjaga kebersamaan dan membangun komunikasi,” imbuh Bima.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu menyampaikan, kalau semakin meruncing maka situasinya semakin tajam, dan itu yang perlu dihindari. Sehingga, kata dia, komunikasi harus dibangun secara terus menerus.
“Ya makanya sesama kandidat harus saling berkomunikasi supaya meredam tensi tadi,” imbuhnya.
Masih kata Bima, yang ada di benaknya saat ini bukan persoalan caleg yang mengalami depresi, tetapi soal mengantisipasi supaya tidak terjadi lagi petugas KPPS yang kelelahan seperti yang terjadi pada pemilu 2019.
“Mengantisipasi stres boleh, kita koordinasi dengan Rumah Sakit Marzoeki Mahdi. Tapi yang paling penting itu mengantisipasi agar ribuan petugas KPPS di Kota Bogor tidak kelelahan. Nanti kita pastikan mereka tidak dibebani tugas berlebihan, dan dipantau kesehatannya,” tutup Bima. (Muhammad Irfan Ramadan)