Friday, 13 December 2024
HomeHiburanFilm Women From Rote Island Angkat Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan

Film Women From Rote Island Angkat Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan

Bogordaily.net Setelah hadir di sejumlah festival sinema internasional, film Women From Rote Island bakal tayang di bioskop Indonesia secara reguler mulai 22 Februari 2024.

Karya yang telah memenangkan Piala Citra kategori Film Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2023 ini sebentar lagi bisa ditonton di layar lebar.

Debut sutradara Jeremias Nyangoen ini mengangkat isu-isu perihal kekerasan seksual perempuan yang masih terjadi.

Tak hanya itu, film ini juga akan menyoroti praktik diskriminasi kekerasan seksual dengan korban yang lintas gender.

Produser Rizka Shakira mengatakan film ini mengambil fokus besar pada isu kekerasan seksual. Sebab hingga kini masih terjadi di mana-mana.

“Dengan adanya film ini yang tentu saja memanfaatkan audio dan visual, isu kekerasan seksual semoga bisa kita lihat secara lebih utuh. Bahwa yang dialami oleh korban ternyata memang separah ini. Semoga, tidak ada lagi korban yang dianggap sebelah mata,” kata Riska saat konfrensi pers di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat 16 Februari 2024.

Angkat Isu Kekerasan Seksual

Ia menjelaskan filmnya yang mengambil latar belakang di Rote bukan berarti isu ini hanya terjadi di daerah tersebut saja. Justru, menurutnya hal ini adalah potret kecil saja seperti sebuah fenomena gunung es.

Film ini kata Riska bisa menjadi momentum penting dalam memberikan inspirasi. Serta pengetahuan lebih dalam terkait isu kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat.

Selain itu, film menggambarkan keberdayaan perempuan dalam menghadapi tantangan kekerasan seksual.

Sang sutradara Jeremias Nyangoen berharap film ini tidak hanya menjadi sebuah hiburan belaka, akan tetapi juga memancing diskusi menarik di publik perihal isu kekerasan seksual.

Menurutnya, keterbukaan terhadap isu-isu sensitif ini merupakan fase awal yang mesti dimulai. Sebab, kekerasan seksual ini bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Korbannya bukan hanya perempuan, tetapi anak laki-laki pun bisa.

“Jadi, lebih sadar betapa pentingnya keluarga untuk cerewet dan memperhatikan anak-anaknya, keponakannya, dan cucu-cucunya. Pelakunya bukan cuma laki-laki, perempuan juga bisa. Begitu pula korbannya,” ujar Jeremias.

Sementara itu, salah satu pemeran film ini Linda Adoe mengatakan Women From Rote Island akan menjadi film yang menarik. Bukan hanya sekadar kisah perempuan korban kekerasan.

Namun juga mencerminkan keadaan sistem hukum, kondisi sosial, dan budaya yang terkadang masih mengadang upaya mencari keadilan bagi korban.

“Women From Rote Island bukan hanya sekadar film, melainkan panggilan hati untuk menyuarakan realitas kehidupan yang mungkin terabaikan,” ujar Linda.

Tak hanya ide cerita yang menarik, film produksi Bintang Cahaya Sinema dan Langit Terang Sinema ini juga makin bikin penasaran karena dibintangi oleh sejumlah aktor lokal.

Adapun Linda Adoe akan memerankan karakter Orpa, Irma Rihi berperan sebagai Martha, Van Jhoov sebagai Damar, dan Willyam Wolfgang sebagai Ezra.

Sinopsis 

Film Women From Rote Island akan mengikuti kehidupan Martha seorang TKI yang baru saja pulang ke Pulau Rote untuk menghadiri pemakaman ayahnya.

Di balik kesedihan karena ditinggal sang ayah, Martha diam-diam menyimpan trauma mendalam akibat kekerasan seksual yang dialami ketika merantau.

Ketika warga kampung mengetahui kondisi Martha, alih-alih memberi perlindungan, perempuan malang ini justru terus mendapat perlakuan tidak menyenangkan.

Trauma yang masih mengendap perlahan-lahan mengendap dan memunculkan berbagai masalah pelik lain.

Di sisi lain, Orpa, ibunda Martha (Linda Adoe) juga terus mengalami diskriminasi dari tradisi yang masih dianut di kampungnya.

Orpa dan para anak perempuan ini terus berusaha menghadapi berbagai kondisi yang tak berpihak pada mereka. (Albin Pandita)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here