Sunday, 28 April 2024
HomeNasionalKemenKopUKM Gandeng Lembaga Inkubator UNNES dan Hetero Space Ciptakan Wirausaha Baru

KemenKopUKM Gandeng Lembaga Inkubator UNNES dan Hetero Space Ciptakan Wirausaha Baru

Bogordaily.net – Kementerian Koperasi dan UKM () bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) (UNNES) serta Hetero Space sebagai lembaga inkubator bisnis sepakat mengakselerasi program inkubasi bisnis UMKM untuk menciptakan baru.

Sekretaris Kementerian Arif Rahman Hakim mengatakan bahwa pemerintah menargetkan penambahan baru hingga 1 juta di tahun 2024.

Selain itu pemerintah juga membidik target peningkatan rasio jumlah UMKM naik kelas. Untuk itu, menggandeng LPPM UNNES dan Hetero Space.

“Kami diberikan tugas salah satunya untuk mewujudkan 1 juta produktif dan berbasis teknologi. Kebijakan ini satu kesatuan dengan kebijakan lain seperti kebijakan penciptaan rasio mapan melalui program inkubasi bisnis,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim saat melakukan kunjungan kerja ke Semarang, Sabtu, 2 Maret 2024.

Arif menyebutkan strategi percepatan penumbuhan baru dan peningkatan kapasitas usaha dari UMKM salah satunya dengan memproduksi produk/jasa yang diminati pasar.

Oleh sebab itu lembaga inkubator juga dapat mengambil peran sebagai market intelijen tanpa menghilangkan peran dalam mendorong UMKM melakukan inovasi.

“Inkubasi bisa dimulai dari pasar yang sudah ada, misal dari produk-produk yang digunakan setiap hari. Saya kira kita akan mampu kalau seandainya kita fokus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari produk kita,” kata Arif.

Demi mendorong perluasan pasar, lembaga inkubator perlu membantu UMKM mitra binaannya untuk mengakses E-Katalog.

Baca juga : Waspada, Cuaca Bogor Diramalkan Hujan Petir Senin 4 Maret 2024

Melalui E-Katalog ini, UMKM bisa menjadi vendor bagi pengadan barang/jasa kementerian/lembaga, hingga BUMN karena ada kewajiban alokasi belanja APBN/APBD sebesar 40 persen untuk belanja produk UMKM.

Sementara itu, terkait dengan dukungan pembiayaan bagi UMKM khususnya bagi pemula, Arif menyarankan agar lembaga inkubator bisa mengakses ke lembaga pembiayaan ventura.

Menurutnya, dibandingkan dengan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan, lembaga ventura lebih cocok dan sesuai dengan profil risiko yang ada.

“Mudah-mudahan melalui lembaga inkubator ini bisa mendorong UMKM naik kelas. Dengan kerja sama ini, kita bisa sama – sama mendesain program yang lebih tepat dan bagus,” katanya.

Terkait dengan keberlanjutan program inkubasi, Arif Rahman Hakim berpesan agar UMKM yang diikutsertakan adalah mereka yang sudah memiliki usaha cukup matang hingga matang.

Hal ini diperlukan agar proses inkubasi tidak membutuhkan waktu yang lama dan bisa mengubah struktur UMKM yang saat ini didominasi oleh usaha ultra mikro atau mikro. Dengan cara ini diharapkan skala usaha kategori kecil atau menengah bisa bertambah.

“Maka yang perlu diperhatikan proses seleksi (rekrutmen) calon mitra (UMKM) untuk jadi peserta inkubasi. Ini penting agar dalam proses pendampingan tidak butuh waktu terlalu lama sehingga hasilnya bisa lebih kelihatan,” kata Arif Rahman Hakim.

Wakil Rektor II UNNES, Heri Yanto, menyadari bahwa UMKM menjadi tulang punggung bagi perekonomian nasional. Namun, sayangnya keberadaan UMKM ini kurang mendapatkan perhatian maksimal sehingga perkembangan bisnisnya tergolong lamban.

“Masyarakat banyak yang tidak menyadari bahwa UMKM itu besar sekali kekuatannya. Sebanyak 98 persen tenaga kerja itu diserap di sektor UMKM dan koperasi. Buktinya saat pandemi yang bertahan adalah UMKM sementara usaha besar justru banyak yang kelabakan,” kata Heri Yanto.

Wirausaha Muda

Menyadari hal itu, LPPM UNNES secara aktif mendorong mahasiswa untuk menjadi pendamping UMKM atau bahkan menjadi pelaku utamanya sebagai wirausaha muda.

Dengan cara ini diharapkan lulusan UNNES bisa menjadi wirausaha aktif atau menjadi pendamping bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya agar bisa tumbuh dan naik kelas.

“Sebelum lulus, mahasiswa-mahasiswa ini kita tempatkan di UMKM agar bisa membantu meningkatkan profitabilitas usaha. Di satu sisi kita juga harapkan skill wirausaha mereka ikut terasah,” katanya.

Sementara itu CEO Startup E-Has, Syahudin, menyatakan bahwa keberadaan lembaga inkubator seperti LPPM UNNES berperan penting bagi usahanya.

Sebagai platform yang membantu UMKM mendapatkan sertifikasi halal, dia menegaskan UMKM membutuhkan dukungan dari pemerintah dan stakeholder terkait untuk memasifkan layanannya bagi UMKM.

“Banyak dari start-up seperti kita itu yang punya inovasi bagus di luar sana, bahkan ada yang telah diakui di luar negeri. Tetapi sayangnya dukungan bagi kami masih dirasa kurang seperti saat kami menjadi salah satu peserta pameran nasional atau internasional. Kami butuh dukungan lebih dari pemerintah,” katanya.

Baca juga : Perpanjangan SIM A dan C di Kabupaten Bogor: Lokasi dan Biaya Terbaru

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bagas Almawan, Direktur Impala Network, yang mengelola Hetero Space.

Hetero Space

Hetero Space adalah fasilitas pengembangan usaha dan co-working space. Di tempat ini, disediakan program pengembangan kapasitas seperti pelatihan, kompetisi, dan inkubasi untuk sektor UMKM, ekonomi kreatif, juga start-up digital.

Bagas mengatakan saat ini Hetero Space banyak diminati oleh masyarakat khususnya UMKM.

Di tahun 2023 ada 366 kegiatan bagi masyarakat dan UMKM termasuk wirausaha muda. Setidaknya ada 17.504 peserta yang terlibat dalam berbagai program tersebut seperti inkubasi bisnis hingga aneka pelatihan.

“Tahun lalu ada 25 tenant yang kita inkubasi, beberapa di antaranya sukses menjadi mitra perusahaan seperti hotel bintang 3. Untuk tahun ini ada 30 UMKM yang akan kita inkubasi dari total peserta yang diseleksi sebanyak 105. Ada juga 5 koperasi yang kita bantu untuk mendapatkan akses pembiayaan ke LPDB-KUMKM,” ujar Bagas.

Dengan tiga unit Hetero Space yang tersebar di Semarang, Banyumas, dan Solo, Bagas menegaskan komitmen untuk membantu meningkatkan kapasitas usaha UMKM dan koperasi serta menggali potensi minat dan bakat dari anak-anak muda.

“Kita ada program Hatero Games yang memiliki kurikulum bagi anak-anak muda untuk masuk dalam dunia e-sport. Di Hetero ada yang kita mix, sehingga antara pelaksanaan program dengan inkubasi itu berjalan beriringan,” kata Bagas.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here