Saturday, 23 November 2024
HomeBeritaFoto Pramugari Penuh Luka dan Korban Tewas Beredar Pasca Pesawat Singapore Airlines...

Foto Pramugari Penuh Luka dan Korban Tewas Beredar Pasca Pesawat Singapore Airlines Turbulensi

Bogordaily.net  – Foto seorang pramugari dan korban tewas pasca pesawat Singapore Airlines Turbulensi beredar di media sosial. Suasananya begitu mencekam dan mengerikan pesawat itu terlihat berantakan. 

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban saat Pesawat Singapore Airlines SQ 321 dari London, Inggris tujuan ke Singapura mengalami turbulensi parah, Selasa (21/5/2024). 

Dalam peristiwa itu sedikitnya satu orang meninggal dunia.

Pesawat dengan nomor penerbangan SQ321 itu mengalami turbulensi parah saat melakukan perjalanan dari London, Inggris menuju Singapura.

Pesawat kemudian dialihkan ke Bangkok dan mendarat pada pukul 15.45 waktu setempat pada 21 Mei 2024.

“KBRI Bangkok telah berkoordinasi dengan otoritas setempat, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam insiden turbulensi yang dialami pesawat Singapore Airlines,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Selasa (21/5/2024) malam.

Menurut keterangan di akun resmi Singapore Airlines di X, maskapai itu menyebut terdapat korban luka dan satu korban jiwa di dalam pesawat Boeing 777-300ER tersebut.

Singapore Airlines juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga korban meninggal dunia.

Saat ini, prioritas mereka adalah memberikan semua bantuan yang memungkinkan kepada semua penumpang dan awak pesawat.

Kronologis Pesawat Singapore Airlines  Turbulensi 

Seperti diberitakan sebelumnya, penerbangan Pesawat Singapore Airlines SQ 321 dari London, Inggris tujuan ke Singapura mengalami turbulensi parah, Selasa (21/5/2024).

Pesawat jenis Boeing 777-300ER melakukan pendaratan darurat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok dan sempat terjun bebas setinggi 1,8 kilometer dari udara.

Melansir Instagram, @info.negri, peristiwa sendiri terjadi pukul 15.45 WIB. Terdapat 211 penumpang dan 18 kru.

Pesawat Singapore Airlines penerbangan London-Singapura mengalami turbulensi parah. Insiden tersebut menyebabkan 1 penumpang tewas dan lebih dari 30 orang lainnya luka-luka,” tulis kalimat pertama caption video

Kabar terbaru, dari 30 yang terluka terdapat satu orang yang dilarikan ke rumah sakit meninggal dunia. 

Hingga kini terdapat dua penumpang yang tewas akibat insiden tersebut.

Foto Korban Luka dan Tewas Beredar di Medsos

Sementara itu, seorang pria Inggris berusia 73 tahun meninggal dunia pada Selasa, 21 Mei 2024 setelah pesawat mengalami turbulensi parah. 

Tujuh orang lainnya juga terluka parah dalam insiden tersebut, menurut seorang pejabat senior di Bandara Suvarnabhumi, Thailand.

Dikutip dari Siaran Televisi CNA, Biro Investigasi Keselamatan Transportasi (TSIB) Singapura, yang berada di bawah Kementerian Transportasi, telah membuka penyelidikan terkait insiden pada SQ321. 

Mereka telah menghubungi mitra mereka di Thailand dan akan mengirim penyelidik ke Bangkok untuk menyelidiki lebih lanjut.

Menurut para analis, turbulensi parah seperti yang dialami oleh SQ321 “sangat jarang terjadi”. Biasanya, turbulensi tidak menyebabkan korban jiwa atau cedera dalam jumlah besar. 

Alvin Lie, seorang analis penerbangan independen, menjelaskan bahwa intensitas turbulensi pada penerbangan Singapore Airlines ini kemungkinan “ekstrem” – klasifikasi tertinggi menurut Layanan Cuaca Nasional Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat.

NOAA menjelaskan bahwa turbulensi ekstrem dapat membuat pesawat terombang-ambing dengan keras dan hampir mustahil dikendalikan, yang juga dapat menyebabkan kerusakan struktural. 

Lie menyatakan kepada CNA Asia Tonight bahwa kemungkinan besar SQ321 mengalami turbulensi udara jernih (CAT), yang terjadi tanpa peringatan.

“Biasanya, untuk turbulensi akibat pergerakan awan, pilot akan diberi peringatan di radar agar bisa menghindarinya atau memberitahu awak dan penumpang untuk memakai sabuk pengaman,” ujar Lie. “Melihat jumlah korban luka, saya yakin SQ321 bertabrakan dengan CAT, di mana sebuah pesawat bisa terombang-ambing dengan keras.”

Lie juga menjelaskan bahwa CAT bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, namun menegaskan kembali bahwa fenomena ini jarang terjadi dalam tingkat keparahan yang tinggi. 

“Saya yakin ada banyak pesawat lain yang terbang di area tersebut pada saat yang sama dengan SQ321, tetapi tidak terpengaruh. Itu hanya nasib buruk.”

Jumlah Korban

Selain satu orang lansia yang meninggal, 30 orang lainnya, termasuk awak pesawat, terluka. 

Beberapa dari mereka harus diangkut dengan tandu dari kabin ke dalam ambulans yang sudah menunggu. 

Boeing, sebagai produsen pesawat Boeing 777-300ER yang digunakan dalam penerbangan tersebut, telah melakukan kontak dengan Singapore Airlines dan siap menawarkan dukungan.

“Kami menyampaikan belasungkawa terdalam kami kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, dan duka kami tertuju pada penumpang dan awak,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

General Manager Bandara Suvarnabhumi, Kittikachorn, menyebutkan bahwa penumpang tersebut kemungkinan meninggal karena serangan jantung. Tujuh orang yang terluka parah mengalami luka di kepala, dan seorang anggota kru juga dirawat di rumah sakit.

Peristiwa pesawat Singapore Airlines  turbulensi itu pun menjadi perhatian dan perbincangan dunia.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here