Friday, 22 November 2024
HomeKabupaten BogorPemkab Bogor Gencar Edukasi Pemberian Obat Baru Cegah Penyakit TBC

Pemkab Bogor Gencar Edukasi Pemberian Obat Baru Cegah Penyakit TBC

Bogordaily.net Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor gencar melakukan edukasi pemberian obat cara baru untuk mencegah penularan penyakit Tuberkulosis atau TBC.

Field Executive Public Private Mix Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Dessy berharap dengan mengoptimalkan peran kader bisa mempercepat temuan kasus Tuberkulosis. Sehingga bisa dengan cepat mengobati mereka yang kontak erat dengan penderitanya.

“Semakin cepat kasus ditemukan, maka dapat mempercepat penurunan kasus penyebaran Tuberkulosis di Kabupaten Bogor. Mudah-mudahan para kader bisa melakukan tatalaksana dengan baik karena pengetahuan kader juga lebih mumpuni,” kata Dessy, Selasa 7 Mei 2024.

Selanjutnya, Plt. Kepala Puskesmas, Bojonggede, Fransiskus Misi menjelaskan, dengan kemajuan teknologi dan penelitian yang dilakukan oleh USAID penyakit Tuberkulosis dapat dicegah dengan dua metode. Yakni imunisasi BCG pada bayi dan balita dan pemberian obat melalui Terapi Pencegahan Tuberkulosis terutama pada keluarga, orang yang kontak erat bahkan tinggal satu rumah dengan penderita Tuberkulosis.

Menurutnya, seperti kasus Covid yang begitu dahsyat hingga meluluh lantahkan segala aktivitas baik aktivitas harian hingga ekonomi yang luar biasa. Covid-19 memberikan pelajaran bagaimana melakukan pencegahan dengan imunisasi atau vaksinasi, penggunaan masker dan mencegah kerumunan.

“Ini berlaku untuk pencegahan kasus Tuberkulosis, pencegahan pada bayi dapat dilakukan dengan imunisasi juga pemberian obat melalui TPT terhadap orang yang kontak dengan penderita Tuberkulosis. Dengan pemberian obat ini diharapkan kasus penularan Tuberkulosis dapat kita minimalisir dengan baik,” ujar Fransiskus.

Di tempat yang sama, Kepala Seksi Pendidikan Kesehatan Kecamatan Bojonggede, Herdis Sopian lubis menyatakan, melalui kerja sama antara Pemerintah Kecamatan Bojonggede, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor juga USAID dapat mendorong peran kader desa. Khususnya dalam mempercepat penemuan kasus kontak erat Tuberkulosis (TBC) di wilayahnya masing-masing. Sehingga dapat mempercepat pemutusan mata rantai penularan Tuberkulosis.

Putus Rantai Penularan TBC di Bogor

“Tuberkulosis tidak perlu ditakuti sebab bisa disembuhkan dan dicegah dengan pemberian obat. Juga jangan malu untuk segera lapor kepada para kader sehingga dapat menyelamatkan anggota keluarga, kerabat lainnya untuk terhindar dan terpapar bakteri Tuberkulosis. Semua gratis baik pemeriksaan dan pengobatan hingga tuntas dapat difasilitasi di Puskesmas Bojonggede,” jelas Herdis.

Kemudian District Advocacy and Partnership Officer Kabupaten Bogor, Serly menambahkan, pencegahan penularan tuberkulosis dengan minum obat melalui TPT ini sama halnya dengan minum obat cacing agar tidak cacingan lalu minum pil KB untuk mencegah dan menunda kehamilan.  TPT ini untuk mencegah tertular penyakit Tuberkulosis.

“Jadi penderita Tuberkulosis ini tidak menjadi rantai penularan yang akhirnya kasus Tuberkulosis tidak pernah habis dan berakhir. Semakin banyak yang kena maka kasus akan semakin tinggi. Melalui pemberian obat ini kami ingin memutus mata rantai penularan Tuberkulosis kepada masyarakat yang sehat yang kontak langsung dengan penderita Tuberkulosis,” ungkap Serly.

Sebagai informasi, kini penularan penyakit Tuberkulosis dapat dicegah selain dengan imunisasi juga dapat dicegah melalui pemberian obat atau Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT), terutama bagi mereka yang kontak erat atau tinggal serumah dengan pasien penderita Tuberkulosis (TBC).

Untuk membumikan pencegahan Tuberkulosis melalui metode pemberian obat atau TPT, Pemerintah Kabupaten Bogor bersama Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) edukasi para Kader tingkat Desa dan RW se-Kecamatan Bojonggede cara melaksanakan TPT dalam mencegah penularan bakteri Tuberkulosis.

Pencegahan Tuberkulosis melalui pemberian obat atau metode terapi pencegahan Tuberkulosis ini dilaksanakan selama tiga sampai enam bulan dengan jenis obat yang berbeda-beda tergantung dari gejala yang dirasa dirasakan masing-masing individu, berat badan dan usia. Ada yang diminum satu minggu satu kali selama 3-6 bulan, juga ada yang diminum setiap hari selama 3-6 bulan menjalankan program TPT. (Albin Pandita) 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here