Bogordaily.net – Desa yang berada di Kecamatan Mayang, Jember, Jawa Timur ini memiliki salah satu kerajinan tangan batik tulis khas, Yaitu Sekarwaru Batik.
Usaha yang mengangkat tagline dari Desa untuk Indonesia ini memberdayakan masyarakat setempat agar memiliki pekerjaan untuk kehidupan yang lebih baik.
Vivin, Owner Sekarwaru Batik menceritakan awal mula berdiri usahanya di Desa terpencil yang sulit terjangkau itu. “Awalnya di Desa kami ini ada pelatihan membatik selama 45 hari yang diikuti oleh 16 orang,”ucap Vivin.
Setelah pelatihan berakhir, Vivin mengakui bingung akan apa selanjutnya, masih belum memahami bagaimana untuk punya usaha yang memproduksi batik.
Berangkat dari melihat kondisi sekitar desanya, banyak warga yang putus sekolah dan membutuhkan pekerjaan terutama kaum perempuan, Vivin akhirnya mulai tergerak untuk membangun sebuah bisnis memproduksi Batik.
“Karena motivasi itu, saya belajar belajar dan belajar terus bagaimana menjalankan bisnis batik itu, dari produksinya hingga pemasarannya. Saya bertekad untuk mengembangkan potensi masyarakat pedesaan,” kata Vivin.
Bagaikan mimpi indah, masyarakat sekitar ternyata menyambut baik dan sangat mendukung hadirnya bisnis Sekarwaru Batik.
“Yang awalnya saya hanya merekrut 1 orang pegawai, terus bertambah 3 orang, dan kini menjadi 20 orang. Alhamdulillah,” kata Vivin.
Visi membawa hasil tangan masyarakat pedesaan ke seluruh pelosok Indonesia sudah terbukti melalui suksesnya pemasaran Sekarwaru Batik.
Berbagai pelanggan dari wilayah Jawa, Sulawesi, Sumatra, Kalimantan hingga Papua sudah Vivin dapatkan.
Itu semua berkat Vivin yang terus berkreasi dan mengembangkan potensi warga pedesaan agar Sekarwaru Batik dapat membuat dan menyajikan motif unik ciri khas Tegalwaru Jember, motif karakter untuk anak, dan motif custom sesuai dengan request pelanggannya.
Kini, omzet yang melambung tinggi membuat Vivin mempunyai harapan untuk memiliki butik di Kota Besar yang lebih terjangkau dan semakin dikenal di seluruh pelosok Indonesia.
Namun Vivin bertekad tempat produksi tetap di Desa aslinya di Tegalwaru. “Tempat produksi tetap berada di Desa, karena kami ingin tetap mempertahankan ciri khas Sekarwaru Batik ini dari Desa untuk Indonesia,” kata Vivin.***