Saturday, 27 July 2024
HomeBeritaPeradaban Bawah Laut: Monumen Yonaguni yang Menakjubkan

Peradaban Bawah Laut: Monumen Yonaguni yang Menakjubkan

Bogordaily.net – Peradaban di bawah laut diyakini menjadi salah satu bukti peradaban manusia di bidang arsitektur.

Peradaban manusia dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, termasuk arsitektur kota dan berbagai bangunan yang hingga kini menjadi bukti.

Peninggalan itu bukan saja di atas bumi tapi juga di bawah laut. Konon sejumlah kota peninggalan dari kemajuan peradaban manusia ribuan tahun itu tenggelam ke dasar laut.

Salah satu kota yang tenggelam ke dasar laut itu adalah .

Sekitar 100 kilometer atau 62 mil timur Taiwan tidak ada apa-apa selain lautan, tetapi jika melihat ke bawah kedalaman laut, ada pemandangan yang mungkin tidak biasa.

Di sana ada tangga-tangga batu besar yang tampak mengarah ke struktur besar seperti piramida. 

Struktur bawah laut ini adalah , populer di kalangan penyelam dan ahli ekologi karena fitur-fiturnya yang unik dan keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Selama bertahun-tahun, ada banyak pandangan tentang , mulai dari monolit raksasa buatan manusia hingga fitur ekologis alami yang terlihat seperti piramida.

Mengenal ?

berada di kedalaman 25 meter (82 kaki) di bawah permukaan laut, menjadikannya daya tarik ideal bagi penyelam yang mencari kehidupan laut yang beragam.

Namun, penyelaman di sana tidak mudah. Arus yang kuat membuatnya sulit untuk berenang bagi siapapun kecuali penyelam berpengalaman.

Yonaguni ditemukan pada tahun 1987 setelah seseorang bernama Kihachiro Aratake pergi mencari situs baru yang menarik untuk dikunjungi turis. 

Saat mendekati area tersebut, formasi batu besar muncul di depannya.

Pada saat melihatnya, Aratake yakin Yonaguni adalah struktur arkeologi buatan manusia. 

Sekembalinya, Aratake meminta para ilmuwan dari Universitas Ryūkyūs untuk menjelajahi daerah tersebut, dan kemudian dinamai .

Sejak ditemukan, Yonaguni telah menjaring minat luar biasa tentang bagaimana formasi itu ada di sana. 

Tempat itu oleh sebagian orang sebagai “Atlantis” Jepang. 

Bentuk geometris dan pahatan di sana menyerupai kota bawah air kuno, membuat banyak orang mempertanyakan asal-usulnya.

Benarkah Atlantis Jepang?

Aratake percaya jika monumen itu tidak diukir oleh dewa laut itu sendiri, itu pasti dibuat oleh peradaban manusia pada suatu saat dalam sejarah. 

Beberapa orang mengklaim Yonaguni adalah benua legendaris Lemuria yang hilang, sebuah benua mitos yang konon tenggelam di bawah Samudera Hindia ribuan tahun yang lalu.

Salah satu ilmuwan terkemuka yang pertama kali mengunjungi situs tersebut memperkirakan usia bebatuan tersebut sekitar 10.000 tahun yang lalu. 

Pada saat itu diduga struktur batuan ini berada di atas permukaan laut.

Ilmuwan yang berpendapat demikian bernama Masaaki Kimura. 

Dia menyebut Yonaguni sebenarnya adalah Lemuria (yang juga disebut benua Mu). 

Namun, dia kemudian mengurangi perkiraannya menjadi sekitar 2.000-3.000 tahun, tetapi tetap pada keyakinannya bahwa batuan itu merupakan konstruksi buatan.

Sejak itu, para ilmuwan mencap klaim ini sebagai pseudo arkeologis, dan karena Atlantis tidak terbukti, maka klaim Kimura dinilai tidak benar.

Dalam sebuah artikel berjudul “Struktur Bawah Air Kuno yang Enigmatis di Lepas Pantai Pulau Yonaguni, Jepang”, Dr Robert Schoch, yang memegang gelar PhD dalam bidang geologi dan geofisika, menyatakan bahwa monumen itu alami. 

Dia mencatat ada sejumlah fitur yang konsisten dengan struktur geologi lingkungan terdekat. 

Argumen ini didasarkan pada lokasinya yang terletak di daerah rawan gempa dan rekahan serta permukaan datar yang membentuk berundak adalah tipikal formasi batu pasir lainnya.

Penjelasan ini kemudian didukung oleh sejumlah ahli di lapangan, karena ketika dilihat dengan gambar yang lebih besar dan keseluruhan, terlihat lebih seperti batu aneh daripada kota kuno.

Selain itu, pada dasarnya ketika permukaan laut naik di atas monumen tersebut, bangunan ini harus dibangun setidaknya 12.000 tahun yang lalu. 

Artinya mendahului peradaban canggih yang kita kenal (termasuk Göbekli Tepe) tetapi terlalu rumit untuk manusia pemburu/pengumpul.

Seandainya memang buatan manusia, maka hal itu akan menunjukkan peradaban sangat cerdas yang sama sekali tidak dikenal yang hidup jauh sebelum yang lain.

Demikian ulasan dan informasi mengenai , yang Menakjubkan.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here