Saturday, 27 July 2024
HomeBeritaPerbedaan Neanderthal dan Homo Sapiens Menurut Penelitian Ilmuwan

Perbedaan Neanderthal dan Homo Sapiens Menurut Penelitian Ilmuwan

Bogordaily.net – Apa Beda Neanderthal dan Homo Sapiens? Leluhur manusia modern yang kerap menjadi teori dan bahas diskusi ilmiah di berbagai forum.

Neanderthal (Homo neanderthalensis) adalah relatif terdekat manusia modern. Selain Neanderthal, ada juga Homo sapiens yang mirip dengan manusia saat ini. 

Diketahui bahwa Neanderthal telah punah sekitar 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi penelitian menunjukkan adanya kawin silang antara kedua tipe ini. 

Karena itu, masih ada DNA Neanderthal yang ditemukan di orang-orang Eurasian.

Apa Beda Neanderthal dan Homo Sapiens?

Lantas, apa bedanya Neanderthal dengan Homo sapiens? 

 

Fitur wajah

Shara Bailey seorang profesor antropologi biologi di New York University menyebut bahwa kita akan dengan cepat mengenali manusia Neanderthal. 

Ini dikarenakan mereka memiliki fitur wajah yang unik.

Cirinya memiliki dahi yang miring dengan alis sangat tebal melengkung, hidung lebih lebar dan menonjol, hingga tengkorak mereka yang sedikit lebih memanjang.

Dilihat dari samping, Neanderthal juga punya dagu yang lebih kecil serta gigi depan yang lebih besar dari kita.

Lebih lanjut, meskipun Neanderthal memiliki ukuran otak yang mirip dengan H. sapiens, bentuk tengkorak mereka berbeda dengan manusia.

“Tengkorak kita cenderung tinggi dan bulat, bentuk tempurung otaknya bulat, sedangkan tengkorak Neanderthal, seperti kebanyakan manusia purba lainnya, panjang dan rendah,” ujar Chris Stringer, pemimpin penelitian evolusi manusia di Natural History Museum di London, kepada Livescience.

Diet

Dari pola makan, Neanderthal dipercaya mengonsumsi baik daging maupun makanan berbasis tumbuhan seperti biji-bijian dan kacang-kacangan. 

Akan tetapi, karena iklim yang lebih dingin, mereka lebih bergantung pada diet yang berdaging.

Neanderthal diketahui berburu binatang berukuran besar dan sedang, namun mereka tidak menggunakan senjata proyektil jarak jauh, jelas Bailey. 

Sebaliknya, mereka kemungkinan besar menggunakan teknik yang disebut perburuan penyergapan. 

Jadi, mereka akan bersembunyi di semak-semak sebelum melompat keluar dan menusuk binatang dengan tombak tajam.

Neanderthal juga mengenakan beberapa pakaian, seperti kulit binatang di bahu atau di sekitar pinggang, tergantung di mana mereka tinggal.

“Homo sapiens paling awal sebenarnya berperilaku sangat mirip dengan Neanderthal sehingga perbedaan antara keduanya muncul belakangan,” ungkapnya. 

Misalnya, ketika H. sapiens paling awal meninggalkan Afrika, sekitar 200.000 tahun yang lalu, mereka mungkin menggunakan jenis perkakas batu yang sama dengan yang digunakan Neanderthal. Baru sekitar 50.000 tahun yang lalu terjadi ‘ledakan’ kebudayaan di H. sapiens.

Kecerdasan Manusia Purba 

Sementara itu, kecerdasan manusia purba seperti spesies Neanderthal selalu menjadi subjek penelitian yang menarik bagi ilmuwan. 

Penelitian banyak dilakukan untuk mengetahui apa saja bentuk kecerdasan yang mereka miliki.

Belum lama ini, ilmuwan dari Universitas Trento, Italia mengungkap bukti kecerdasan Neanderthal melalui penggalian selama dua dekade di Portugal. 

Diketahui, Neanderthal secara cerdas menggunakan api, menunjukkan keterampilan yang mirip dengan Homo Sapiens.

Menurut peneliti, Neanderthal yang tahu cara membuat dan menggunakan api telah membantu membuktikan bahwa kecerdasan Neanderthal setara dengan Homo sapiens, yang hidup ribuan tahun kemudian.

Neanderthal Sama Cerdasnya dengan Homo Sapiens

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang kecerdasan Neanderthal, para peneliti melakukan penggalian selama dua dekade di Gruta de Oliveira, sebuah situs arkeologi terpenting pada Paleolitik Tengah di Portugal.

Penggalian ini dilakukan secara sistematis dan sangat akurat. 

Mereka menemukan sekitar selusin perapian yang menunjukkan bukti penggunaan api oleh Neanderthal, sebagaimana dikutip dari Scitech Daily.

Meskipun kesepakatan umum di antara para arkeolog adalah bahwa Neanderthal tahu cara menggunakan api yang dipicu oleh proses alami seperti petir, penelitian ini membuktikan bahwa Neanderthal tidak hanya mengandalkan api alami.

Mereka dapat membuat api dengan sengaja, memberi makan dengan kayu, dan menggunakannya untuk memasak, memanaskan, dan pertahanan.

Perapian dan Sisa Makanan

Para arkeolog menemukan sekitar selusin perapian di berbagai tingkat stratigrafi di area penggalian sekitar 30 meter persegi dan kedalaman 6 meter.

“Kami menemukan tulang terbakar, kayu terbakar, dan sisa abu. Dan batu di bawahnya telah memerah karena panas: ini adalah detail yang penting karena menunjukkan kepada kita bahwa struktur tersebut berada pada posisi utama. Dan itu selalu ada di sana,” kata Diego Angelucci, seorang arkeolog dari Universitas Trento sekaligus penulis penelitian ini.

“Api merupakan elemen fundamental dalam kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini membuat tempatnya nyaman dan membantu sosialisasi. Hal ini mengembalikan gagasan dasar tentang rumah yang mungkin juga dapat diterapkan pada mereka,” tambahnya.

Temuan ini menunjukkan bahwa Neanderthal secara teratur memasak makanan mereka di dalam gua. Dalam hal ini, api telah menjadi elemen fundamental dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, struktur perapian ini dimungkinkan merupakan tempat kumpul dan sosialisasi, mirip dengan gagasan tentang “rumah.”

Pola Makan yang Bervariasi

Dalam situs galian, para peneliti juga menemukan sisa-sisa makanan seperti daging kambing, rusa, kuda, auroch, badak, dan kura-kura yang sudah dimasak.

Selain itu, dalam penggalian lain di gua yang menghadap ke Laut Mediterania bagian barat dekat Cartagena (Spanyol), ditemukan sisa-sisa ikan, kerang, dan moluska, bahkan kacang pinus panggang.

Ini menunjukkan bahwa Neanderthal memiliki pola makan yang bervariasi dan menggunakan api untuk memasak makanan mereka.

Meskipun para arkeolog belum dapat menentukan secara pasti bagaimana Neanderthal menyalakan api, penggalian ini memberikan bukti kuat tentang penggunaan rutin dan terampil mereka dalam mengendalikan api.

“Mungkin mereka melakukan hal yang sama seperti pada zaman Neolitikum, yaitu membenturkan batu api ke batu lain untuk menimbulkan percikan api pada sumbu, seperti sarang kering misalnya. Ini adalah teknik prasejarah yang ditemukan dengan mempelajari Ötzi, Manusia Es. Namun sejauh ini kami belum menemukan bukti mengenai hal tersebut,” tutur peneliti.

Demikian ulasan dan informasi mengenai apa beda Neanderthal Dan Homo Sapiens yang selalu jadi bahan diskusi di berbagai forum.***

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here