Bogordaily.net – Nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) makin gembos, masyarakat mulai tutup tabungan di bank milik BUMN ini pasca Muhammadiyah menarik dana di bank milik BUMN tersebut.
Misalnya saja, sejumlah Pimpinan Daerah (PD) Muhammmadiyah diberbagai wilayah di Indonesia yang ramai-ramai mengosongkan saldo di Bank Syariah Indonesia (BSI).
Penarikan dana PD Muhammadiyaj dari BSM secara bersamaan dinilai sejumlah pakar ekonomi dapat mengancam keuangan perusahaan.
Apalagi, dana Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) beberapa PD Muhammadiyah di BSI terbilang cukup besar.
Dana Amal Usaha Muhammadiyah tersebar terutama di sektor pendidikan dan kesehatan.
Beberapa PDM yang mengumumkan penarikan dana dari BSI antara lain, PDM Sragen.
Kemudian disusul PD Muhammadiyah Kabupaten Batang. Dan kebijakan itulah akan dilakukan di seluruh Indonesia.
Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban contoh lainnya, juga salah satu dari sekian banyak badan usaha di bawah organisasi masyarakat keagamaan terbesar di Indonesia itu yang mengosongkan saldo di BSI.
RS Muhammadiyah Tuban menarik saldonya sekitar Rp30 miliar.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Tuban, Masyrukin mengaku masih memastikan nominal dana dari seluruh badan usaha di Tuban yang bakal ditarik dari BSI.
Salah satu yang sudah diketahui adalah RS Muhammadiyah yang nominalnya sekitar Rp30 miliar.
Penarikan dana PD Muhammadiyah merupakan tindak lanjut keputusan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menarik dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI).
Wakil Ketua 5 PDM Sragen, Mohammad Sauman mengungkapkan dana amal usaha atau AUM PDM sragen terbilang lumayan besar. “Kalau nilainya tidak hafal. Tapi lumayan besar,” ujar Mohammad Sauman belum lama ini.
Langkah penarikan dana secara bersamaan juga dilakukan PKU Muhammadiyah Sragen.
Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Batang Harto Setiyono mengatakan, pihaknya juga segera menarik dana tabungan dari Bank Syariah Indonesia (BSI).
Pengosongan saldo di BSI dengan menarik semua tabungan, ungkapnya, sesuai arahan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
“Kalau instruksi Muhammadiyah itu yang mengeluarkan dari Pimpinan Pusat, berarti ya semua jajaran struktur di bawahnya sampai akar rumput termasuk kami di Batang harus ikut,” katanya.
Senada, Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Bogor menyebut penarikan dana Muhammadiyah di BSI merupakan jalan akhir yang dilakukan sebagai bentuk komitmen dalam mendukung perkembangan UMKM.
Pengurus Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Bogor Jatnika mengatakan bahwa penarikan tersebut dimulai oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang awalnya berharap positif BSI bisa menjadi bank syariah yang sehat, serta mendukung ekonomi syariah di Indonesia lebih baik.
“Kami selaku Pemuda Muhammadiyah yang menjadi bagian organisasi otonom di bawah Muhammadiyah tentu fatsun atau sami’na wa atho’na dengan kebijakan tersebut,” kata Jatnika kepada Bogordaily.net.
Sejalan dengan itu, Majelis Dikdasmen dan PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah sudah mengeluarkan surat instruksi kepada seluruh Majelis Dikdasmen dan PNF.
Mulai dari tingkat wilayah. daerah, cabang untuk menarik dana yang ada kaitannya Muhammadiyah di BSI dan dialihkan ke bank syariah lain yang direkomendasikan oleh PP Muhammadiyah.
“Kami rasa ini merupakan keputusan PP Muhammadiyah dengan pertimbangan yang panjang dan matang. Tentu upaya-upaya Ayahanda PP Muhammadiyah untuk mengingatkan BSI agar mendukung UMKM dengan pembiayaan yg mudah sehingga tumbuh suburnya ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya diketahui, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan akan menarik dana dari PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk atau BSI ke sejumlah bank syariah swasta lainnya.
Pengumuman ini, tertuang dalam sebuah memo dengan nomor 320/1.0/A/2024 tentang konsolidasi dana. Memo tersebut ditujukan kepada seluruh lembaga amal usaha Muhammadiyah.
Dalam surat tersebut tertulis, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bidang Ekonomi, Bisnis, dan Industri Halal Anwar Abbas menyampaikan, jika penempatan dana Muhammadiyah terlalu terpusat hanya di BSI.
Sehingga, menyebabkan bank syariah lainnya kesulitan bersaing dengan BSI. Dengan demikian, Organisasi Muhammadiyah di seluruh Indonesia beramai-ramai menarik dananya dari Bank Syariah Indonesia (BSI).***
(Albin Pandita)