Bogordaily.net – dr Astrid Arsianti, Spesialis Paru di Rumah Sakit (RS) Islam Bogor memberikan penjelasan mengenai tes spirometri, sebuah alat penting dalam penilaian fungsi paru-paru.
Spirometri adalah tes yang dilakukan dengan cara menghirup dan menghembuskan napas melalui sebuah corong mulut, yang terhubung ke perangkat pengukur.
“Tes ini bertujuan untuk menilai seberapa baik fungsi paru-paru seseorang. Dengan spirometri, kita dapat mendiagnosis berbagai penyakit paru, termasuk asma, bronkitis kronis dan penyakit paru lainnya,” kata dr. Astrid Arsianti dalam unggahan di akun resmi Instagram RS Islam Bogor @rsislambogor, Rabu 3 Juli 2024.
Proses pemeriksaan spirometri cukup sederhana, pasien diminta untuk menarik napas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya secepat dan sekuat mungkin ke dalam corong.
Data yang terekam kemudian dianalisis untuk menentukan kapasitas paru-paru serta aliran udara yang keluar dan masuk dari paru-paru.
“Melalui pemeriksaan ini, kita bisa mendapatkan gambaran jelas tentang kemampuan paru-paru dalam menampung dan mengeluarkan udara,” lanjut dr. Astrid.
“Ini sangat berguna untuk mendeteksi adanya penyempitan atau obstruksi pada saluran napas, yang merupakan tanda-tanda umum pada penderita asma,” sambungnya.
Menurut dr. Astrid, spirometri juga penting untuk memantau kondisi pasien yang sudah terdiagnosis dengan penyakit paru-paru.
“Dengan melakukan tes secara rutin, kita dapat memantau efektivitas pengobatan dan menyesuaikan rencana terapi sesuai dengan perkembangan kondisi pasien,” jelasnya.
Asma, sebagai salah satu penyakit yang sering didiagnosis menggunakan spirometri, adalah kondisi kronis yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran napas.
“Penderita asma biasanya mengalami gejala seperti sesak napas, batuk. Dengan spirometri, kita bisa mengukur seberapa parah penyempitan tersebut dan memberikan penanganan yang tepat,” jelasnya.
RS Islam Bogor sendiri telah menyediakan fasilitas spirometri yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak ragu melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala gangguan paru atau memiliki faktor risiko,” ungkapnya.***
(Ibnu Galansa)