Bogordaily.net – Bakal Calon Walikota Bogor, Jenal Mutaqin, meresmikan mobil ambulance dan layanan pemeriksaan kesehatan gratis di Lapangan Majlis Ta’lim Al Hasaniyah, RW 01, Sindangrasa, Bogor Timur, Kota Bogor pada Minggu, 7 Juli 2024.
Acara ini diawali dengan deklarasi Paguyuban Abdi Bogor, yang merupakan pengesahan semangat bersama dari para mantan caleg Gerindra se Kota Bogor, didukung oleh struktur partai, untuk membentuk satu sayap pergerakan Paguyuban Bogor.
“Insya Allah, kami berkolaborasi dan siap memenangkan serta mendukung kader internal dari Partai Gerindra dalam kontestasi Pilkada 2024,” ujar Jenal Mutaqin.
Dalam acara ini, disediakan layanan pengobatan gratis dengan 100 kupon untuk pengecekan kesehatan. Namun, lebih dari 160 orang hadir tanpa kupon untuk memeriksakan kesehatan.
Selain itu, pria yang akrab disapa Kang JM ini mengatakan, ia meluncurkan enam unit ambulance yang akan didistribusikan ke masing-masing Kecamatan di Kota Bogor.
Ambulance ini akan dikelola oleh korcam dan Paguyuban Abdi Bogor di tiap Kecamatan, dan diharapkan beroperasi 24 jam.
“Nomornya nanti kita share di media sosial kita masing-masing. Harapan kami, ini bisa menjadi fasilitas yang memberi manfaat bagi warga dalam hal armada mobil siaga atau ambulance gratis,” kata Kang Jenal.
Selain itu, ada juga pembagian kursi roda, hasil dari reses tahun 2023 yang baru bisa dianggarkan tahun ini.
Sebanyak 34 unit kursi roda disediakan, dan 20 unit di antaranya dibagikan secara simbolis kepada warga sekitar.
“Setiap rupiah yang kita anggarkan, kami berharap dapat memberikan manfaat untuk warga Kota Bogor,” tambahnya.
Kang Jenal mengenang bahwa pada periode pertama 2011, ia hanya memiliki satu unit ambulance.
“Kebutuhan warga sekota Bogor, terutama dari para simpatisan relawan Partai Gerindra, sangat tinggi. Maka, hari ini kita sediakan antisipasi enam unit per Kecamatan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya advokasi dan pendampingan bagi warga dalam urusan administrasi rumah sakit, seperti pembuatan BPJS.
“Masih banyak yang belum paham membuat BPJS. Bahkan baru saja saya melayani dua orang yang mengatakan ‘Pak, saya belum punya BPJS sama sekali dalam satu keluarga’. Ini adalah kewajiban jika warga PBI atau mandiri, setiap mereka berobat sudah ada kepastian pembiayaan yang di-cover oleh pemerintah atau pribadi,” kata Kang Jenal.
Selain armada antar jemput pasien atau jenazah, disiapkan juga advokasi pendampingan ketika warga kesulitan dalam hal administrasi rumah sakit.
“Ambulance tidak hanya sekadar mengangkut, tapi ada kesempatan untuk mensosialisasikan pentingnya BPJS, data KTP, dan berkomunikasi dengan kader wilayah pos yandu. Peran posyandu ke depan perlu ditingkatkan untuk memberikan edukasi bagi warga yang belum mengetahui hal-hal seperti itu,” tutupnya.***
(Ibnu Galansa)