Bogordaily.net – Persoalan Parung Panjang di Kabupaten Bogor seolah menjadi duri dalam daging. Belum ada solusi tuntas untuk mengatasi berbagai persoalan yang membelit kecamatan tersebut.
Hal itu pula yang turut mengundang perhatian Bakal Calon Bupati Bogor, Ade Wardhana Adinata.
Rasa penasaran membuat ia menyambangi langsung kawasan yang kerap dilalui truk tambang tersebut, Kamis (11/7).
Ia ingin melihat langsung akar persoalan yang selama ini membuat warga Kecamatan Parung Panjang resah.
Ade pun merasakan langsung bagaimana truk-truk tambang melintas di jalan-jalan umum. Debu beterbangan bercampur dengan udara-udara yang dihirup masyarakat.
Ia sendiri merasa masih beruntung, karena datang di waktu terik. Jikalau hujan tiba, jalan-jalan beraspal bakal bercampur dengan tanah dan membahayakan pengendara. Sudah banyak kejadian kecelakaan yang melibatkan pengendara dan truk tambang di Kecamatan Parung Panjang.
“Kita juga prihatin dengan kondisi Parung Panjang. Dari dulu sampai sekarang belum selesai persoalannya. Padahal ini merupakan bagian dari Kabupaten Bogor, yang juga punya banyak potensi untuk dikembangkan,” tutur Ade, sembari mengamati truk yang lalu-lalang di Parung Panjang.
Menurutnya, persoalan truk tambang ini memang harus melakukan pendekatan yang komprehensif. Mulai dari regulasi, penegakan hukum, infrastruktur, pengawasan, hingga edukasi.
“Regulasinya sudah ada ya, kaitan tentang jam operasional truk tambang. Tapi penegakan hukum inj yang tak ada. Ini yang jadi masalah,” tandas eksportir Bogor ini.
Ade pun menilai, butuh peran ketegasan pemerintah dalam upaya menyelesaikan persoalan truk tambang di Parung Panjang ini. Bahkan, sebisa mungkin, pemerintah mesti hadir 24 jam untuk masyarakatnya dalam mengawasi regulasi ditegakkan.
“Kalau jadi bupati, saya akan berkantor di Parung Panjang selama 6 bulan,” tegas lelaki yang mengusung jargon NgahADEkeun Bogor ini.
Selain itu, alternatif untuk mengurangi truk tambang melintas di jalan umum dengan infratruktur yang memadai. Ia melihat Tol Tambang yang sempat digagas sudah cukup baik. Hanya saja, sejauh mana progresnya harus segera diimpelementasikan.
Bahkan, ia pun menganggap perlu infrastruktur penunjang lainnya untuk memberikan jalur khusus bagi truk tambang. Misalnya, jalur rel kereta sehingga tidak mengganggu jalur umum dan pemukiman warga.
“Kalau ini dibiarkan terus terjadi, maka akan banyak warga yang terdampak. Kecelakaan sudah banyak, termasuk juga ancaman penyakit gangguan pernapasan atau ISPA. Kondisi alam Parung Panjang pun sudah mulai rusak,” sesal lelaki yang juga akrab disapa kang AW ini.
Oleh karena itu, ia menilai perlu perhatian penuh untuk persoalan Parung Panjang ini. Tak terkecuali, dengan membentuk Forum Komunikasi antar warga, pemerintah, dan perusahaan tambang.
“Masalah dan solusinya dicari bareng. Pendekatan kolaboratif memang harus dilakukan agar pemerintah, masyarakat, dan perusahaan tambang bisa berkelanjutan. Namun, dampak negatifnya bisa dikurangi dari aktivitas tambang di Parung Panjang,” pungkasnya.***